Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres: Pasar Modal Syariah Harus Tumbuh di Tengah Tekanan Pandemi

Perlambatan ekonomi nasional dan global akibat pandemi Covid-19 telah membuat kinerja pasar modal syariah ikut mengalami perlambatan, khususnya di pasar saham dan reksa dana.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. JIBI/Bisnis-Nancy Junita @najwashihab
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. JIBI/Bisnis-Nancy Junita @najwashihab

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong inovasi bagi sektor pasar modal syariah untuk tetap bertumbuh di tengah tekanan ekonomi global akibat pandemi Covid-19.

Hal tersebut disampaikan dalam pembukaan seminar Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges, and Way Forward pada Kamis (15/7/2021).

Wapres mengatakan perlambatan ekonomi nasional dan global akibat pandemi Covid-19 telah membuat kinerja pasar modal syariah ikut mengalami perlambatan, khususnya kinerja saham syariah dan reksa dana syariah.

“Menghadapi situasi ini diperlukan suatu inovasi bersama, yang dapat berperan sebagai katalisator perluasan market yang lebih inklusif dan berkesinambungan,” katanya.

Data Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan market share saham syariah mencapai 47,32 persen yakni senilai Rp3.372,2 triliun per Juni 2021.

Market share reksa dana syariah mencapai 7,1 persen dengan 291 reksadana syariah serta nilai aktiva bersihnya senilai Rp38 triliun rupiah.

Untuk itu, kata Wapres, masih terdapat ruang yang luas untuk pengembangan industri keuangan syariah Indonesia.

Seperti halnya pada ekonomi syariah, Wapres menyebutkan literasi dan edukasi menjadi tantangan pada sektor pasar modal syariah. Selain itu peningkatan kualitas sumber daya manusia pada pelaku pasar juga perlu ditingkatkan.

“Upaya peningkatan sumber daya manusia tersebut dilakukan melalui peningkatan literasi dan inklusi masyarakat tentang pasar modal syariah serta peningkatan kompetensi aspek syariah para pelaku pasar,” tuturnya.

Pertumbuhan industri pasar modal syariah kian meningkat seiring dengan upaya dari pemerintah, di antaranya penguatan kelembagaan perbankan syariah dengan melebur tiga Bank Umum Syariah menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

Langkah tersebut juga guna mendukung penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) bagi korporasi maupun ritel.

Saat ini, total penerbitan sukuk ritel tersebut mencapai Rp203 triliun, dengan total investor sebanyak 347.145 individu.

Selain itu, lanjutnya, telah diterbitkan juga green sukuk yang merupakan SBSN pertama dan terbesar di dunia serta telah menerima sekitar 42 penghargaan dari berbagai lembaga internasional serta penerbitan instrumen investasi di pasar modal syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper