Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naik 46,8 Persen, BFIN Cetak Laba Rp478,42 Miliar per Semester I/2021

Sudjono pun menjelaskan laba naik seiring meningkatnya nilai pembiayaan baru menjadi Rp6,1 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 48,7 persen (yoy) dari sebelumnya yang berkisar Rp4,1 triliun.
Karyawan melayani nasabah di kantor PT BFI Finance Indonesia, Serpong, Tangerang Selatan, Senin(6/3)./JIBI-Endang Muchtar
Karyawan melayani nasabah di kantor PT BFI Finance Indonesia, Serpong, Tangerang Selatan, Senin(6/3)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) membukukan laba bersih Rp487,42 miliar pada semester I/2021, tumbuh dibandingkan perolehan tahun lalu meskipun masih berada dalam kondisi pandemi Covid-19.

Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono menjelaskan bahwa perolehan laba itu tumbuh 46,8 persen (year-on-year/yoy) dari sebelumnya berkisar Rp325,8 miliar. Perolehan laba yang tumbuh pada kuartal II/2021 dibandingkan kuartal pertama membuat laba semester pertama tahun ini pun naik.

Sudjono pun menjelaskan laba naik seiring meningkatnya nilai pembiayaan baru menjadi Rp6,1 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 48,7 persen (yoy) dari sebelumnya yang berkisar Rp4,1 triliun.

Adapun, non-performing financing (NPF) tercatat sebesar 2,15 persen, turun 158 basis poin secara tahunan dan turun 11 basis points secara kuartalan. Rasio tersebut lebih rendah dari rata-rata industri yang dilaporkan mencapai 4,05 persen pada Mei 2021.

Kinerja itu turut diiringi catatan outstanding restrukturisasi pembiayaan menjadi Rp2,7 triliun, yang dapat dikelola dari nilai tertinggi mencapai Rp5,3 triliun. Capaian itu diperoleh usai BFIN memutuskan untuk berhati-hati, dengan membatasi sementara lini produk pembiayaannya pada akhir kuartal I/2020.

Sejumlah faktor lainnya turut mempengaruhi capaian perseroan mengelola outstanding restrukturisasi, yakni pemberlakuan relaksasi kredit pembiayaan, dan adaptasi bisnis di masa pandemi. Menurut Sudjono, operasional bisnis kini memprioritaskan penerapan protokol kesehatan.

“Dengan tren peningkatan pembiayaan baru yang berdampak positif terhadap profit Perusahaan, nilai receivables yang kami kelola akan turut dan terus kami sasar ke arah perbaikan dan peningkatan. Sejalan dengan itu, kami juga tetap berupaya mengelola risiko secara cermat dan menjaga rasio pembiayaan bermasalah seminim mungkin," ujar Sudjono pada Jumat (23/7/2021).

Adapun, kontrak baru sepanjang semester I/2021 masih didominasi oleh pembiayaan mobil bekas sebesar Rp4,34 triliun atau 71,2 persen dari total portofolio. Selanjutnya, terdapat pembiayaan motor bekas sebesar 14,3 persen, alat berat dan permesinan 10,7 persen, serta 3,8 persen lainnya terdiri dari pembiayaan mobil baru, property backed financing (PBF), dan syariah.

Pada 25 Juni 2021 lalu, BFIN membagikan dividen senilai Rp269 miliar atau setara dengan 38,4 persen laba perseroan pada 2020. Komitmen itu dinilai berbuah manis dengan adanya aliran pendanaan dari beragam sumber sehingga kebutuhan pendanaan sepanjang 2021 tercukupi.

“Hampir seluruh kebutuhan pendanaan tahun ini sudah tertutupi, contohnya surat utang yang diutilisasi dengan baik dan fasilitas kredit dari bank untuk memperkuat modal kerja,” ujar Sudjono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper