Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Direktur PT Bank Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan alasan permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) turun karena adanya pemberlakuan pembatasan kegaitan masyarakat (PPKM) dan transaksi belum sepenuhnya digital.
Jahja menjelaskan selama adanya PPKM darurat, penjualan properti menjadi sulit dikarenakan konsumen tidak bisa melakukan kunjungan fisik. Dia pun mencontohkan ketika konsumen ingin membeli suatu properti, lazimnya konsumen harus mendatangi tempatnya agar sesuai dengan keinginannya.
Jahja pun menceritakan pengalaman ketika membeli apartemen di Bintaro, sebelumnya dia belum pernah ke tempat apartemen atau site.
"Begitu mau deal saya mau ke lokasi dulu. Pas ke site ada kuburan, nggak mau saya, ganti. Itu contoh kalau properti itu nggak bisa transaksi fully digital," ujarnya dalam acara webinar online bedah emiten BCA, Jumat (30/7/2021).
Jahja pun mengatakan hal ini yang menjadi salah satu kendala karena transaksi tidak sepenuhnya digital, terlebih adanya masalah surat-surat yang harus ditandatangani dan memerlukan notaris dimana notaris harus didatangi tidak bisa virtual.
Sementara itu, untuk KKB, kata Jahja, kredit masih belum tentu bisa meningkat meskipun ada relaksasi PPN jika pembatasan masih terjadi kredit. Pasalnya, dengan pembatasan yang terjadi saat ini membuat kendaraan tak bisa dikirim dengan cepat.
Baca Juga
"Kalaupun mau cepat harus menambah biaya, belum tentu konsumen mau," ujar Jahja.
Jika PPKM dilonggarkan, Jahja yakin kredit BCA akan kembali tinggi. Dia beralasan karena dari sisi bunga BCA sudah cukup berani untuk menawarkan bunga yang rendah yakni sebesar 3,8 persen per tahun untuk KPR serta untuk KKB tingkat bunganya 2-2.5 persen yang berlaku flat.
Sebelumnya, Jahja menyebutkan pada kondisi normal penyaluran KKB berkisar Rp1,8 triliun-Rp2 triliun per bulan, kemudian turun pada tahun lalu menjadi di kisaran Rp90 miliar-Rp200 miliar. Lantas, pada kuartal I dan kuartal II tahun ini, KKB bisa mencapai Rp2 triliun atau sama dengan angka sebelum terjadi pandemi.
Namun, pada saat pelaksanaan PPKM Darurat, kata dia, penyaluran kredit KKB yang sebelumnya di kisaran Rp2 triliun diperkirakan akan turun menjadi sekitar Rp1 triliun -Rp1,2 triliun pada Juli 2021.
Demikian juga untuk KPR yang bisa membukukan hingga Rp15 triliun dari penyelenggara KPR online expo pada awal tahun ini, diperkirakan akan turun menjadi hanya sekitar Rp3,5 triliun - Rp4 triliun.