Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan rasio dana murah (current account saving account/CASA) per Juni 2021 tertinggi dalam 10 tahun terakhir senilai Rp450,1 triliun atau tumbuh 11,5 persen yoy.
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan kredit yang disalurkan secara selektif hanya pada debitur berkualitas tersebut ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 4,5 persen yoy atau sebesar Rp 646,6 triliun, di mana dana murah atau CASA yang terhimpun semakin kuat.
Rasio CASA pada Juni 2021 tercatat mencapai 69,6 persen atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir ini, yaitu sebesar Rp450,1 triliun atau tumbuh 11,5 persen YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan DPK ini menjadi penyangga pertumbuhan aset sebesar 5,0 persen persen yoy atau mencapai Rp875,1 triliun.
"Pertumbuhan aset yang didominasi oleh dana murah ini merupakan salah satu pencapaian transformasi digital yang gencar dilakukan Perseroan dan telah mulai menunjukkan hasil," ujar Adi dalam keterangan resmi Senin (16/8/2021).
Sebesar 70 persen dari CASA yang dihimpun merupakan kontribusi dari kinerja BNI Direct dan BNI Mobile Banking, 2 dari 3 produk champion BNI dalam digitalisasi layanan perbankan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Senin (16/8/2021), BNI membukukan laba bersih tahun berjalan secara konsolidasi senilai Rp5,04 triliun sepanjang semester I/2021.
Nilai tersebut naik 13 persen jika dibandingkan dengan raihan laba bersih tahun berjalan secara konsolidasi pada periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy), yang senilai Rp4,46 triliun.
Sementara, secara bank only, BBNI membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp4,89 triliun pada periode yang sama. Nilai ini naik 16,43 persen yoy.
Dari sisi penyaluran kredit konsolidasi, BNI mencatatkan senilai Rp 569,73 triliun atau tumbuh 3,00 persen year to date (ytd) dibandingkan dengan realisasi akhir tahun lalu. Secara bank only, kredit yang disalurkan BBNI senilai Rp 568,54 atau naik 3,03 persen ytd.