Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebanyak 15,3 Juta UMKM Masuk Ekosistem Digital per Agustus 2021

Kemenkop UKM menargetkan 30 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem digital pada 2024.
Pekerja memotret produk sepatu Prospero yang akan dipasarkan melalui platform digital di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebanyak 9,4 juta UMKM sudah menggunakan atau memasarkan produknya melalui pasar e-commerce dan mendapatkan manfaat penggunaan teknologi digital untuk transaksi lintas batas./ANTARA FOTO-Adeng Bustomi
Pekerja memotret produk sepatu Prospero yang akan dipasarkan melalui platform digital di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebanyak 9,4 juta UMKM sudah menggunakan atau memasarkan produknya melalui pasar e-commerce dan mendapatkan manfaat penggunaan teknologi digital untuk transaksi lintas batas./ANTARA FOTO-Adeng Bustomi

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM mencatat sampai dengan Agustus 2021, sebanyak 15,3 juta usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM telah masuk ke dalam ekosistem digital.

Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah menuturkan bahwa kementerian menargetkan 30 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem digital pada 2024. Target tersebut sesuai dengan peta jalan atau roadmap UMKM Digital 2021 – 2024.

“Pada Agustus 2021, sudah 15,3 juta UMKM digital atau 23,9 persen dari total UMKM di Indonesia,” ujarnya dalam webinar bertajuk Peran Perbankan dalam Ekosistem Digital UMKM Masa Depan, Kamis (23/9/2021).

Sepanjang tahun ini, Kemenkop menargetkan UMKM digital dapat tumbuh hingga 19 juta. jumlah itu diharapkan terus bertambah hingga menyentuh 25,5 juta pada 2023.

Siti menjelaskan bahwa untuk mencapai tersebut dibutuhkan upaya untuk membumikan literasi digital, meningkatkan kapasitas produksi, serta peningkatan kualitas dan akses pasar.

Di sisi lain, dia mengungkapkan tantangan dalam menumbuhkan digitalisasi UMKM nasional. Di antaranya aspek produksi dan sumber daya manusia, pemahaman teknologi, serta penyesuaian model bisnis.

Adapun, Institute for Development on Economics and Finance (Indef) dalam penelitiannya terkait dengan peran ekonomi digital dalam meningkatkan perekonomian desa mencatat ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi.

Hasil penelitian menunjukkan jika sumber daya manusia atau SDM dan infrastruktur digital di desa masih terbatas, maka hal ini akan menyulitkan pertumbuhan ekonomi pedesaan melalui teknologi digital.

Keterbatasan infrastruktur digital dan SDM, dalam artian masyarakat yang melek digital, juga memengaruhi kesiapan para stakeholder di pedesaan untuk mengadopsi era digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper