Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah, Penyaluran Pinjaman Industri Fintech P2P Lending Tembus Rp101 Triliun

Data OJK per Agustus 2021 mengungkap bahwa penyaluran pinjaman yang diterima borrower atau peminjam sejak awal tahun telah mencapai Rp101,51 triliun.
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr

Bisnis.com, JAKARTA - Industri teknologi finansial pendanaan bersama atau peer-to-peer (P2P) lending telah melampaui target penyaluran pinjaman yang diproyeksikan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

Data perkembangan industri dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2021 mengungkap bahwa penyaluran pinjaman yang diterima borrower atau peminjam sejak awal tahun telah mencapai Rp101,51 triliun.

Sebagai gambaran, sepanjang 2020 saja para pemain industri fintech P2P lending hanya berhasil menyalurkan Rp74,41 triliun yang masih tercatat naik 26,47 persen (year-on-year/yoy) dari Rp58 triliun sepanjang 2019.

Industri yang diisi oleh 116 pemain, baik dari klaster produktif, multiguna, maupun syariah ini artinya mampu mempertahankan penyaluran pinjaman rata-rata yang ditargetkan AFPI, yaitu di atas Rp10 triliun per bulan. Berdasarkan statistik OJK, tepatnya Rp12,6 triliun per bulan sepanjang periode 2021.

Adapun, sisa outstanding pinjaman terbaru mencapai Rp26,09 triliun dari 20,4 juta peminjam aktif, dengan gagal bayar atau tingkat wanprestasi pengembalian pinjaman 90 hari (TWP90) di 1,77 persen.

Direktur Eksekutif AFPI Kuseryansyah sebelumnya mengungkap bahwa target ini hanyalah batu loncatan atau milestone untuk menuju visi yang lebih besar, yaitu memberikan dampak yang terus meluas buat ekosistem keuangan di Indonesia.

Pasalnya, gap kebutuhan kredit di Indonesia masih Rp1.650 triliun dari kebutuhan sebesar Rp2.650 triliun, atau baru mampu terisi sekitar Rp1.000 triliun yang tentu didominasi oleh lembaga keuangan konvensional.

"Artinya, kita menekankan mindset bahwa industri P2P lending tahun ini baru sanggup berkontribusi di kisaran Rp100 triliun. Dengan ini, kita akan terus terpacu memperbesar kapasitas buat mengisi kekosongan gap kebutuhan layanan kredit di Indonesia," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Terlebih, peluang bisnis pinjam-meminjam secara digital di Tanah Air memang begitu besar, mulai dari 132 juta individu yang belum memiliki akses kepada kredit, 186 juta individu produktif usia di atas 15 tahun yang juga belum punya kapasitas memperoleh layanan kredit perbankan, sampai 46,6 juta UMKM unbanked & underserved yang belum memiliki akses kepada kredit produktif di lembaga keuangan konvensional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper