Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Berpotensi Jadi Pelopor dalam Revolusi Perbankan Digital

Indonesia dapat menjadi pelopor dalam revolusi perbankan digital berkat ekosistem fintech yang inovatif dan penduduk yang melek digital.
Seorang model menunjukkan aplikasi perbankan digital di smartphonenya. /Dok. UOB Indonesia
Seorang model menunjukkan aplikasi perbankan digital di smartphonenya. /Dok. UOB Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dinilai dapat menjadi pelopor dalam revolusi perbankan digital berkat maraknya kehadiran teknologi finansial dan penduduk yang melek digital.

General Manager Mambu Indonesia Husni Fuad menyatakan permintaan untuk layanan yang lebih terpersonalisasi di Indonesia kian melonjak. Ini tidak terlepas dari kuatnya animo konsumen terhadap solusi keuangan berbasis teknologi.

Dia mencontohkan bank-bank, seperti Bank Jago dan Bank Ina terus berbenah untuk mengubah wajah layanan keuangan Indonesia melalui dua strategi unggulan mereka, yakni pendekatan berorientasi pelanggan dan pemanfaatan teknologi generasi terbaru seperti AI serta perangkat lunak berbasis cloud-native.

“Berkat ekosistem fintech yang inovatif dan penduduk yang melek digital, Indonesia sangat pas untuk menjadi pelopor dalam revolusi perbankan digital,” ujaranya dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Jumat (29/10/2021).

Laporan terbaru dari Mambu dan Google Cloud, yang bertajuk ‘Bank Masa Depan’ menyebutkan bahwa perubahan regulasi, seperti pengenalan perbankan terbuka dan PSD2, sebagai kekuatan yang mempercepat hilangnya perantara dalam perbankan konvensional.

Laporan itu mengungkapkan bahwa dengan hadirnya regulasi khusus bagi fintech dan bank-bank digital di beberapa yurisdiksi, opsi yang tersedia bagi praktisi perbankan saat ini hanyalah beradaptasi atau mati.

Namun bank memiliki satu aset andalan, yakni data. Dengan transaksi kartu kredit sekitar satu miliar setiap hari, bank memiliki akses ke salah satu volume data pelanggan terbesar daripada industri lain di mana pun.

Husni menuturkan bahwa dengan mengandalkan kekuatan kecerdasan artifisial (AI), bank dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk menggali wawasan dan melecut pertumbuhan yang tiada bandingannya.

McKinsey memperkirakan bahwa teknologi AI mampu menghasilkan nilai tambah hingga U$1 triliun setiap tahun untuk industri perbankan global.

Keunggulan ini lahir berkat kombinasi antara pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan pelanggan dan rancang bangun cloud yang dapat disusun untuk menggulirkan layanan yang sangat terpersonalisasi sesuai dengan skala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper