Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan mikro pelat merah PT Permodalan Nasional Madani mulai merasakan berkah Holding BUMN Ultra Mikro dari sisi penurunan biaya dana atau cost of fund berbagai sumber pendanaan.
Sekadar informasi, PNM dan PT Pegadaian telah resmi menjadi bagian Holding UMi setelah negara mengalihkan kepemilikan saham di kedua entitas tersebut dengan jumlah senilai Rp54,7 triliun kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) pada kisaran September 2021.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi menjelaskan bahwa salah satu berkah yang akan diperoleh pihaknya atas sinergi ini bakal tampak pada penerbitan surat utang terbaru terbitan PNM yang rencananya ditawarkan pada akhir tahun 2021.
"Holding Ultra Mikro ini otomatis membuat rating PNM semakin bagus. Coba bandingkan sendiri [cost of fund] obligasi konvensional terbaru kami nanti di akhir tahun dengan yang sebelum-sebelumnya. Kami lihat minat investor juga masih tinggi karena sudah oversubscribed sampai tiga kali," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (1/12/2021).
Hal ini turut tergambar dari publikasi PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) setelah Holding UMi diresmikan, di mana rating PNM seketika naik menjadi "idAA" dengan outlook stabil dari sebelumnya "idA+" dengan outlook positif.
Adapun, hal ini berpengaruh besar buat efektivitas operasional PNM, karena sumber pendanaan lewat pasar modal berupa penerbitan obligasi dan sukuk sudah menjadi andalan PNM sejak lama.
Baca Juga
Sebagai gambaran, sepanjang 2020 pendanaan dari pasar modal mengambil porsi 59 persen dari total pendanaan PNM, sementara pinjaman dari perbankan porsinya 28 persen, dan sisanya modal langsung dari anggaran pemerintah sebesar 13 persen.
"Pada akhirnya, ini akan berpengaruh positif juga buat nasabah, terutama soal bunga yang dikenakan, di mana ke depan akan menjadi lebih rendah. Selain itu, sinergi ini juga membuat jangkauan kami semakin luas, karena keadaan ekonomi yang masih seperti ini justru membuat PNM harus lebih gencar memberi kesempatan buat sebanyak mungkin pelaku usaha mikro, ultra mikro, dan subsisten. Proyeksi di akhir tahun nanti PNM punya 11 juta nasabah," tambahnya.
Sekadar informasi, dalam ikut mensukseskan Holding UMi, PNM akan menjadi mitra strategis BRI sebagai sumber nasabah-nasabah produktif terkurasi yang telah naik kelas, atau telah membutuhkan pinjaman dengan nilai lebih besar untuk mengembangkan usaha.
Pasalnya, PNM bukan hanya ditugaskan untuk melakukan pembiayaan saja, namun juga memberikan modal intelektual dan modal sosial kepada para nasabah yang merupakan kaum ibu pelaku usaha mikro dan ultra mikro lewat pembiayaan berkelompok (group lending).
Pembiayaan PNM sampai Oktober 2021 telah mencapai Rp39,69 triliun, naik 108,9 persen (year-on-year/yoy). Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) menyumbang Rp37,17 triliun atau naik 114,1 persen (yoy), sementara Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Rp2,52 triliun atau naik 54,6 persen (yoy).
Hal ini didorong oleh kenaikan jumlah nasabah Mekaar sebesar 47,5 persen (yoy) ke 10,6 juta, sementara nasabah ULaMM naik 111,4 persen (yoy) ke 160.822 nasabah, serta penambahan kantor-kantor cabang baru PNM dari 3.334 cabang pada 2020 menjadi 3.675 cabang pada 2021 uang menjangkau 34 Provinsi, 422 Kabupaten/Kota, dan 5.640 Kecamatan.