Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) optimistis modal inti perusahaan dapat terpenuhi senilai Rp3 trilun pada Desember 2021.
Sementara itu, emiten bank dengan kode BBYB itu memiliki modal inti sebesar Rp1,02 triliun per 30 September 2021. Artinya, modal inti perseroan belum sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni minimal Rp3 triliun pada akhir 2022.
Untuk diketahui, Bank Neo Commerce tengah melakukan periode perdagangan melalui Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) V atau rights issue pada 2 Desember hingga 8 Desember 2021.
Bank Neo Commerce akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 1.927.162.193 lembar saham baru yang akan dicatatkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) atau 25,71 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan saat ini dengan nilai nominal Rp100 setiap saham.
Adapun harga pelaksanaan rights issue BBYB ditetapkan Rp1.300 per saham, sehingga seluruhnya berjumlah sebanyak-banyaknya Rp2,5 triliun.
Melihat hal itu, Corporate Secretary Bank Neo Commerce, Agnes Fibri Triliana memproyeksikan dan menargetkan rights issue dapat terserap semua. “Dengan demikian target modal inti Rp3 triliun dapat terpenuhi di Desember 2021,” ujar Agnes ketika dihubungi Bisnis, Senin (6/12/2021).
Baca Juga
Secara terpisah, Direktur Utama BBYB, Tjandra Gunawan menuturkan aksi korporasi tersebut bertujuan mengakselerasi proses transformasi bank digital, sekaligus memenuhi modal inti bank digital yang ditetapkan OJK minimal Rp2 triliun pada akhir 2021 dan Rp3 triliun akhir 2022.
“Hal ini sebagai bentuk keseriusan BNC dan untuk semakin mempercepat akselerasi transformasi menjadi bank digital terdepan di Indonesia,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis, Senin (22/11/2021).
Tjandra melanjutkan bahwa penambahan modal itu juga diprioritaskan perseroan untuk investasi berkelanjutan pada teknologi informasi, mendukung kinerja operasional, di antaranya pengembangan dan rekrutmen karyawan, kegiatan promosi serta edukasi tentang bank digital.
Selain itu, modal yang dihasilkan juga ditujukan untuk pengembangan aplikasi neobank milik BNC melalui peningkatan berbagai fitur dan layanan perbankan yang inovatif, serta untuk memperkuat rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).