Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UOB Dikabarkan Tertarik Membeli Aset Ritel Citigroup di Indonesia

Citigroup dikabarkan telah memilih UOB sebagai pembeli aset ritel miliknya di Indonesia.
Citigroup Center di New York, AS./Reuters-Shannon Stapleton
Citigroup Center di New York, AS./Reuters-Shannon Stapleton

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pelepasan aset ritel Citigroup Inc. di Asia kembali berlanjut. Kali ini, bank investasi asal Amerika Serikat tersebut dikabarkan telah memilih United Overseas Bank Ltd., untuk membeli asetnya di Indonesia.

Berdasarkan laporan Bloomberg, dikutip pada Selasa (7/12/2021), Citigroup telah memilih UOB sebagai pembeli aset ritel miliknya. Penjualan tersebut diperkirakan mampu menghasilkan hingga ratusan juta dolar.

Selain di Indonesia, Citigroup memilih Bank of Ayudhya Pcl sebagai pelamar utama dalam pembelian aset ritelnya di Thailand. Menurut sumber Bloomberg, perundingan kesepakatan akan berlangsung dalam beberapa pekan ke depan, dengan nilai transaksi diperkirakan US$2 miliar.

Sementara itu, di Malaysia, Standard Chartered Plc juga muncul sebagai pelopor untuk membeli aset konsumen ritel Citigroup dalam kesepakatan yang bernilai hingga ratusan juta dolar.

Selain itu, Citigroup juga telah memilih Fubon Financial Holding Co. dari Taiwan sebagai penawar pilihannya untuk aset-aset di China. Kesepakatan itu ditaksir dapat mengumpulkan dana sekitar US$100 juta hingga US$200 juta. 

“Tidak ada keputusan akhir yang dibuat, pertimbangan sedang berlangsung dan penawar lainnya tetap tertarik di pasar Asia yang berbeda,” ujar sumber tersebut.

Citigroup sebelumnya telah memutuskan keluar dari bisnis ritel di 13 pasar Asia, Eropa, Timur Tengah dan Afrika. Keputusan ini bernilai sekitar US$7 miliar. Adapun, bisnis perusahaan di Australia telah dijual ke National Australia Bank Ltd pada Agustus.

Adapun, penjualan aset itu menawarkan kesempatan bagi pembeli untuk meningkatkan bisnis kartu kredit serta wealth management di lima negara tersebut.

Penawaran di Indonesia, Filipina, Taiwan dan Thailand diketahui telah jatuh tempo pada 22 Oktober 20021, sedangkan penawaran untuk unit di India berakhir sepekan kemudian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper