Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyelamat Bank di Masa Depan, Strategi 'Sekoci' Bank Digital & Pengembangan Aplikasi

Untuk mengembangkan diri menjadi bank digital masing-masing bank akan menggunakan pendekatan yang berbeda, dengan tujuan akhir yang sama, yaitu memenangkan persaingan di era digital.
Mobile banking/istimewa
Mobile banking/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah mengatakan fenomena disrupsi digital telah mengantarkan semua bank pada akhirnya akan menjadi bank digital. Tak heran, fenomena yang terjadi ini diungkapkan Piter sebagai persaingan bank di masa depan adalah persaingan bank digital.

Menurut Piter, untuk mengembangkan diri menjadi bank digital masing-masing bank akan menggunakan pendekatan yang berbeda, dengan tujuan akhir yang sama, yaitu memenangkan persaingan bank di era digital.

Piter melihat adanya dua sisi strategi yang dilakukan antara bank digital melalui sekoci bank digital dan bank digital melalui pengembangan aplikasi. Di mana, kedua strategi tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya tersendiri.

Jika berbicara mengenai strategi mengembangkan bank digital melalui sekoci bank digital, Piter menuturkan bahwa bank induk bisa fokus pada layanan yang sudah ada saat ini. Sementara di waktu bersamaan, pengembangan strategi bank digital dilakukan dalam sebuah miniatur bank digital.

Menurutnya, dengan miniatur bank digital ini, maka bank bisa melakukan pengembangan model bisnis bank digital secara lebih luas.

“Tidak hanya melakukan pengembangan aplikasi layanan digital, tetapi juga model keterkaitan antara semua sistem di bank. Perlu dipahami bahwa bank digital adalah sebuah end-to-end platform,” kata Piter pada pekan lalu.

Piter melanjutkan, bank digital mencakup front-end yang dilihat oleh nasabah, sementara back-end yang dilihat oleh bankers melalui server dan panel control admin mereka dan terakhir middleware yang menghubungkan front-end dan back-end.

“Melalui sebuah miniatur bank digital bank induk bisa mempersiapkan semua ini tanpa mengganggu bisnis bank induk,” lanjutnya.

Kendati memiliki keunggulan, Piter menyatakan strategi ini membutuhkan biaya yang lebih besar untuk melakukan akuisisi dan mengembangkan model bisnis bank digital secara menyeluruh.

Sementara, jika berbicara soal mengembangkan bank digital secara bertahap melalui pengembangan aplikasi. Piter menilai, strategi ini dianggap lebih sederhana dan lebih fokus, serta tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar. “Mudah melakukan perubahan strategi bisnis,” imbuhnya.

Adapun, kelemahan yang ada dalam strategi ini, yaitu persiapan yang tidak menyeluruh dan akan lebih lambat mengantisipasi perubahan dunia digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper