Bisnis.com, JAKARTA – Aksi konsolidasi dan penggalangan dana oleh perbankan pada 2022 bakal kian semarak. Selain mengejar tenggat pemenuhan modal inti minimum Rp3 triliun bagi bank kecil, aksi tambah modal juga dilakukan untuk memperluas ekspansi bisnis bank.
Berdasarkan laporan statistik pasar modal OJK, dikutip pada Rabu (22/12/2021), total ada 41 aksi rights issue dari berbagai emiten dengan nilai total emisi mencapai Rp177,66 triliun hingga pekan pertama Desember 2021.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 18 aksi rights issue berasal dari 19 emiten perbankan dengan nilai emisi mencapai Rp140,64 triliun. Artinya, perbankan mendominasi aksi penambahan modal dengan porsi 79,16 persen.
Berdasarkan catatan Bisnis, sejumlah perbankan telah menyatakan kesiapannya untuk melakukan rights issue pada tahun depan. Berikut daftarnya:
1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)
BNI dikabarkan akan melakukan rights issue pada 2022. Hal itu terungkap ketika Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam Rapat Kerja di Komisi VI DPR RI.
Baca Juga
Corporate Secretary BNI Mucharom membenarkan hal itu dan menegaskan aksi rights issue masih dalam tahap persiapan dan membangun komunikasi antarpihak. Saat ini, BBNI terus mengedepankan program transformasi guna meningkatkan kinerja perseroan.
2. PT Bank Mandiri Taspen
PT Bank Mandiri Taspen atau Bank Mantap menyiapkan rencana menggali modal pada tahun depan dengan kisaran mencapai Rp700 miliar melalui rights issue.
Menurut Division Head Corporate Secretary & Legal Bank Mantap Errinto Pardede mengatakan aksi korporasi itu sesuai dengan rencana bisnis perseroan tahun depan yang telah disampaikan ke OJK sejak November lalu.
Errinto menuturkan rights issue tersebut bertujuan untuk memperkuat permodalan dalam rangka ekspansi kredit perseroan dan menjaga rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR).
3. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN)
Seperti halnya BNI, rencana rights issue Bank BTN juga diungkapkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Tak hanya itu, langkah penguatan modal juga akan dilakukan perseroan dengan menerbitkan Efek Beragun Aset (EBA) dan Obligasi pada 2022.
Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN, Nofry Rony Poetra mengatakan setiap tahun perseroan aktif menghimpun dana dari pasar modal. Namun, kondisi likuiditas yang cukup positif membuat opsi digeser ke tahun depan.
4. PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR)
Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) mengungkapkan perseroan bakal menambah modal lagi melalui rights issue sebesar Rp500 miliar pada 2022. Pelaksanaan aksi korporasi itu akan dilakukan pada kuartal IV/2022.
Dalam 2 tahun terakhir, DNAR telah menggalang dana hampir Rp1 triliun. Sampai dengan September 2021, Bank Oke memiliki modal inti sebesar Rp2,38 triliun. Dengan rencana tersebut, modal inti DNAR akan semakin solid pada tahun depan.
5. PT Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD)
Perseroan berencana menggelar aksi penambahan modal lewat skema rights issue senilai Rp2 triliun pada tahun depan. Upaya ini dilakukan setelah rencana pelepasan seluruh saham milik Bank of India sebesar 76 persen saham, gagal dilakukan.
Direktur Independen Bank of India Indonesia Primasura Pandu Dwipanata mengatakan rencana itu ditujukan untuk memenuhi ketentuan regulator, yang mewajibkan modal inti minimum bank mencapai Rp3 triliun pada akhir 2022.