Bisnis.com, JAKARTA -- PT Reasuransi Nasional Indonesia atau Nasional Re mengantisipasi potensi meningkatnya klaim reasuransi kredit. Potensi kenaikan tersebut dapat terjadi ketika program relaksasi kredit berakhir.
Direktur Utama Nasional Re Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan, saat ini perusahaan-perusahaan reasuransi di Indonesia tengah mencoba mengkonsolidasikan kembali dengan perusahaan asuransi terkait asuransi kredit.
Menurutnya, asuransi kredit memang menjadi perhatian utama perusahaan reasuransi saat ini, sejalan dengan imbauan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia agar para anggotanya meninjau ulang penerbitan asuransi kredit.
"Karena ke depan kami punya ekspektasi kemungkinan saat relaksasi ini berakhir, jangan sampai kemudian kecukupan dana untuk membayar klaim jika nanti ada klaim, itu tidak ada. Makanya me-review pencadangan di samping juga menegosiasi tarif," ujar Dody ketika ditemui baru-baru ini.
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan perbankan untuk melibatkan pihak reasuradur dalam memitigasi risiko penyaluran kredit kepada debitur. "Itu fungsi kami di perusahaan reasuransi," imbuhnya.
Adapun, Nasional Re tengah memperbaiki tata kelola risiko dan pencatatan keuangannya. Perbaikan ini, kata Dody, akan berimbas pada kondisi keuangan perusahaan pada 2020. Namun, dia memastikan kondisi keuangan perusahaan membaik di 2021 dan optimistis kapasitas perusahaan akan lebih baik tahun depan.
Baca Juga
"Dan Alhamdulillah induk kami Askrindo juga mendukung. Kami saat ini lebih konservatif dalam menghitung pencadangan menggunakan metode yang lebih baik dari sebelumnya. Jadi kami optimistis pencadangannya cukup dan dibantu dengan aktuaris yang proper. Kami juga diawasi oleh kantor akuntan publik yang bagus yang direkomendasikan holding kami," jelasnya.