Bisnis.com, JAKARTA – Bank Pembangunan Daerah (BPD) beramai-ramai melaksanakan aksi korporasi pada 2022.
Selain penambahan modal melalui skema rights issue oleh Bank BJB, terdapat dua BPD yang berencana melaksanakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Kedua bank tersebut, yakni PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) dan PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (Bank DKI).
Bank Sumut dalam rapat umum pemegang saham luar biasa atau RUPSLB pada Jumat (10/9/2021) menyetujui rencana IPO Bank Sumut untuk menjadi perusahaan go public dengan maksimal 30 persen saham.
“Keputusan mengizinkan Bank Sumut untuk melakukan aksi korporasi IPO dilandasi untuk penguatan permodalan, peningkatan kinerja dan ekspansi bisnis Bank Sumut serta peningkatan transparansi tata kelola perusahaan," terang Wakil Gubernur Sumatra Utara Musa Rajekshah pada November kemarin.
Dana IPO tersebut akan dipergunakan untuk peningkatan permodalan, infrastruktur dan IT Bank Sumut.
Direktur Utama Bank Sumut Rahmat Fadillah Pohan menjelaskan, untuk proses penawaran saham perdana (IPO) Bank Sumut sendiri saat ini tengah melakukan konsolidasi yang akan mendampingi Bank Sumut dalam proses IPO.
“Perseroan menargetkan sebanyak 5 miliar lembar saham dengan total nilai sebesar Rp1 triliun dari IPO Bank Sumut,” katanya.
Di sisi lain, Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy mengungkapkan perseroan segera merealisasikan rencana untuk melantai di bursa atau initial public offering (IPO) pada 2022.
“Rencana Bank DKI mau IPO tahun 2022," ujar Fidri di Komisi B DPRD DKI Jakarta, pada akhir Desember kemarin.
Rencana IPO tersebut juga diiringi dengan beberapa aspek lainnya yang merupakan strategi perusahaan mengembangkan bisnis, yakni aspek transformasi bisnis, transformasi digital dan operasional, serta transformasi human capital dan culture.
Sampai dengan kuartal III/2021, Bank DKI sudah merealisasikan target laba bersih senilai 90,57 persen atau Rp563,83 miliar. Bank DKI menargetkan laba bersih sampai dengan akhir 2021 adalah Rp622,67 miliar.
Dari segi pendapatan, Bank DKI sudah merealisasikan pendapatan senilai 76,75 persen atau Rp3,52 triliun. Adapun, target pendapatan perusahaan sampai dengan akhir 2021 adalah Rp4,59 triliun.