Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Saham Bank Digital Masih Tersengat Sentimen Aksi Korporasi

Sepanjang tahun lalu, data Bisnis Indonesia Resources Center (BIRC) menyebutkan bahwa sebanyak 24 emiten dari 47 emiten bank yang melantai di bursa berhasil membukukan kenaikan harga saham yang cukup positif. Sementara itu, 21 emiten lain, harga sahamnya terkoreksi. 
Nasabah berada di kantor cabang Bank Jago, Jakarta, Rabu (22/12/2021). /Bisnis-Abdurachman
Nasabah berada di kantor cabang Bank Jago, Jakarta, Rabu (22/12/2021). /Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Prospek harga saham emiten perbankan digital diperkirakan masih dapat menuai hasil positif sepanjang 2022 berkat sentimen dari aksi korporasi. 

Sepanjang tahun lalu, data Bisnis Indonesia Resources Center (BIRC) menyebutkan bahwa sebanyak 24 emiten dari 47 emiten bank yang melantai di bursa berhasil membukukan kenaikan harga saham yang cukup positif. Sementara itu, 21 emiten lain, harga sahamnya terkoreksi. 

Beberapa dari bank yang mencetak imbal hasil atau capital gain ‘hijau’ didorong oleh berbagai sentimen seperti aksi korporasi penambahan modal, merger dan akuisisi, serta rencana perubahan bisnis dengan mengoptimalkan layanan digital. 

Kenaikan harga saham paling meyakinkan dibukukan oleh PT Bank Harda Internasional Tbk. yang berganti nama menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) Saham bank kelompok bisnis CT Corp. itu melesat hingga 15 kali lipat. 

Emiten bank lain yang moncer dari sisi kinerja harga saham antara lain PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), PT Bank QNB Indonesia Tbk. (BKSW), dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO).

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menilai kecenderungan harga saham bank digital akan tetap positif berkat aksi korporasi baik itu merger maupun akuisisi. 

“Karena, begitu ada berita terkait hal itu, nilai saham bank akan langsung terkerek. Selebihnya adalah kinerja bank itu sendiri yang kalau diperhatikan sejauh ini membaik dan akan terus membaik di tahun-tahun mendatang,” ujarnya Kamis (3/2/2022). 

Amin menambahkan meski bank digital belum berhasil membukukan laba signifikan, bukan berarti tahun-tahun mendatang pergerakannya akan stagnan. Dia pun memperkirakan bank digital akan mulai menuai hasil dari aktivitas bisnis dan strategi yang dijalankan saat ini. 

Sementara itu, riset analis Macquarie Sekuritas, Jayden Vantarakis, memangkas rekomendasi PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dari netral menjadi underperform. Target price berada di Rp11.400, turun 34 persen dari harga terakhir. Adapun rata-rata saham ARTO berada di level Rp18.776,79. 

Dalam delapan bulan terakhir, Macquarie Sekuritas telah menilai Bank Jago netral satu kali dan outperform satu kali. Saham naik rata-rata 14 persen pada periode yang dinilai netral dan naik 50 persen selama periode outperform.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper