Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Dua Hal Penting yang Harus Diperhatikan Industri Perbankan Tahun Ini

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa sektor jasa keuangan masih mengalami kontraksi sebesar -2,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal IV/2021.
Pegawai beraktivitas di salah satu cabang digital Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (23/12/2021). /Bisnis-Arief Hermawan P
Pegawai beraktivitas di salah satu cabang digital Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (23/12/2021). /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Pada awal tahun ini ketidakpastian perekonomian meningkat seiring dengan gelombang tiga Covid-19. Ada dua poin utama yang perlu diperhatikan oleh industri perbankan. 

VP For Industry & Regional Research PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dendi Ramdani mengatakan pertama, penanganan Covid-19. Dendi menjelaskan pertumbuhan di sektor jasa keuangan bisa kembali bangkit di tahun ini adalah dengan penanganan Covid-19 di Indonesia.

Dendi mengungkapkan bahwa jika sektor riil bergerak, maka hal ini akan berimbas pada kegiatan produksi dan konsumsi yang akan meningkat. Namun demikian, Dendi menekankan bahwa sektor riil akan bergerak apabila penanganan Covid-19 juga membaik.

Menurutnya, penanganan Covid-19 di Indonesia sudah sangat bagus, mulai dari vaksinasi yang sudah tinggi hingga adanya booster.

“Kunci pertama itu penanganan Covid-19, walaupun sekarang kelihatannya sudah relatif membaik karena vaksin, tetapi itu masih harus dijaga sama halnya dengan protokol kesehatan,” kata Dendi kepada Bisnis, Selasa (8/2/2022).

Kedua, memberikan program stimulus yang selektif. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dana, di mana pemerintah memberikan stimulus yang lebih kecil dibandingkan tahun lalu.

“Program stimulus pemerintah masih ada, meskipun lebih kecil dibandingkan tahun lalu. Artinya, dengan jumlah yang kecil itu harus lebih selektif dalam menghasilkan belanja pemulihan ekonomi ke sektor-sektor yang punya multiplier tinggi,” tuturnya

Dengan begitu, lanjut Dendi, daya dorong pertumbuhan akan lebih tinggi. Pasalnya, kata Dendi, setiap sektor mempunyai multiplier efek tinggi dan rendah.

“Kita harus cari yang punya multiplier yang tinggi. Jadi efek ke masyarakat atau pendapat masyarakat juga lebih tinggi. Kuncinya itu harus selektif,” jelasnya.

Dendi menuturkan, apabila sektor riil sudah mulai membaik, maka sektor jasa keuangan mulai mengikuti. Alhasil, prospek bisnis di sektor jasa keuangan mulai meningkat, seiring dengan hal itu maka perusahaan juga mulai membutuhkan modal kerja dan investasi.

“Sektor keuangan sifatnya following di economy activity. Jadi, kalau riil sektornya bergerak, aktivitas meningkat, maka jasa keuangan pasti mengikuti,” pungkasnya.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa sektor jasa keuangan masih mengalami kontraksi sebesar -2,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal IV/2021.

“Seluruh lapangan usaha mengalami pertumbuhan PDB-nya, kecuali pada sektor jasa keuangan,” kata Kepala BPD Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Senin (7/2/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper