Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) optimistis penyaluran kredit kendaraan bermotor masih bisa tumbuh double digit.
Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli menjelaskan perseroan membukukan pembiayaan baru Rp25,9 triliun sepanjang 2021 atau tumbuh 39 persen (year-on-year/yoy) pada tahun lalu. Maka, ADMF tahun ini akan mencoba melanjutkan tren pertumbuhan ke kisaran 25 persen yoy.
"Jadi target pertumbuhan 25 persen itu merata, mobil dan motor, baru maupun bekas. Tapi kami lihat kontribusi dari mobil baru akan signifikan," ujarnya dalam diskusi virtual bersama media, dikutip Minggu (13/2/2022).
Hafid mencontohkan beberapa momentum pendorong tersebut, yaitu penyelenggaraan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022 pada 31 Maret 2022, serta masih berlakunya diskon pajak barang mewah (PPnBM) mobil baru.
Selain itu, optimisme bahwa kredit mobil baru bakal lebih moncer juga merupakan dampak dukungan entitas induk. Misalnya, MUFG Bank Ltd dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), yang memungkinkan Adira Finance memperluas cakupan produk pembiayaannya.
"Dukungan MUFG dan Bank Danamon membuat kami sudah bisa membiayai segmen kendaraan menengah ke atas, contohnya Mercedes-Benz. Kenapa? Karena cost of funds bisa lebih ditekan, sehingga bunga yang kami tawarkan bisa bersaing dengan kompetitor yang juga bermain di segmen kendaraan ini," katanya.
Baca Juga
Sebelumnya, ADMF membukukan laba bersih senilai Rp1,2 triliun sepanjang 2021. Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan, capaian laba bersih tersebut mengalami kenaikan sebesar 18,2 persen yoy.
"Profit kami juga meningkat 18,2 persen dibandingkan 2020 menjadi Rp1,2 triliun," ujar Hafid dalam paparan kinerja 2021 secara virtual, Jumat (11/2/2022).
Menurutnya, kinerja perseroan di 2021 lebih baik dibandingkan 2020. Hal ini ditunjukan dengan kenaikan penyaluran pembiayaan baru menjadi Rp25,9 triliun sepanjang 2021 atau naik sebesar 39 persen yoy.
Seluruh segmen pembiayaan mengalami kenaikan terutama pada segmen mobil baru, mobil bekas, dan sepeda motor baru.
"Tentunya ini didukung dengan kemajuan perekonomian dan juga subsidi PPnBM [pajak atas barang mewah] dari pemerintah yang kritikal bagi industri otomotif," pungkasnya.