Bisnis.com, JAKARTA — Industri perbankan ogah diam dalam menjawab tantangan digitalisasi. Baru saja ramai-ramai beralih ke bank digital, sekarang industri perbankan mulai mengarah ke sebuah tren baru yakni dunia metaverse.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Teguh Supangkat, mengatakan metaverse banking kini menjadi tren baru di industri perbankan. Terkait hal itu, dia menyatakan bahwa OJK sejauh ini masih mempelajari perkembangan dari metaverse banking.
“Belum [menyiapkan aturan], kami harus mempelajari lebih lanjut ke depan,” kata Teguh dalam webinar bertajuk ‘Dari Bank Hybrid Menuju Bank Digital’ yang digelar oleh OJK Institute, Kamis (17/2/2022).
Menurutnya, ke depan, metaverse banking akan menghadirkan pengalaman berbeda bagi nasabah dalam mengakses layanan perbankan. Oleh sebab itu, OJK akan terus mempelajari dan menyesuaikannya dalam bentuk regulasi.
“Setiap ada perubahan kami pasti akan antisipasi dari sisi regulator, supaya nanti industri perbankan bisa mengikuti hal yang ada. Tapi, kami akan memilah mana yang berisiko mana yang tidak,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, dua bank pelat merah, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. baru-baru ini mengumumkan kerja sama dengan WIR Group untuk masuk ke dunia metaverse. WIR Group merupakan perusahaan berbasis teknologi Augmented Reality (AR) yang berdiri sejak 2009.
Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto, mengatakan salah satu alasan emiten bank dengan kode BBRI ini terjun ke dunia metaverse adalah untuk memberikan pengalaman baru bagi para nasabah.
Dia menambahkan bahwa hadirnya BBRI ke dalam dunia metaverse diharapkan mampu menjadi perjalanan baru yang menyenangkan, serta memberikan pengalaman baru bagi nasabah termasuk para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Sekaligus dapat menjangkau masyarakat lebih luas lagi untuk melakukan berbagai layanan transaksi digital,” kata Aestika kepada Bisnis, Senin (14/2/2022).
Sementara itu, BNI berencana membangun kantor cabang di dunia virtual metaverse. Beberapa layanan seperti transaksi, pertukaran, hingga bisnis esensial perbankan sendiri, yakni menghimpun dana atau menyalurkan kredit berpeluang dilakukan di metaverse.
Direktur IT & Operasi BNI Y.B. Hariantono mengatakan dalam mengembangkan bisnis digital di metaverse, perseroan akan bekerja sama dengan lebih banyak mitra. Hal ini dilakukan guna memberi nilai tambah pada inovasi produk layanan BNI.
Di dunia metaverse, kata Hariantono, manusia akan masuk ke dalam dunia baru. Panca indra akan merasakan pengalaman unik yang berbeda dari dunia fisik. Metaverse saat ini tidak hanya menawarkan layanan bermain gim, tetapi bisa juga melakukan pekerjaan, memiliki dan menjual suatu aset. Berbagai transaksi ekonomi akan mulai banyak tercipta di metaverse.
Terakhir, perusahaan swasta PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) juga menyatakan ketertarikan terhadap dunia metaverse. Menurut Direktur Danamon Naoki Mizoguchi dunia virtual tersebut akan membawa pengalaman perbankan yang menarik bagi nasabah perbankan.