Bisnis.com, JAKARTA - PT Federal International Finance (FIF) membukukan pertumbuhan positif sepanjang tahun 2021 dengan peningkatan laba bersih sebesar 65,8 persen menjadi Rp 2,47 triliun, dibandingkan periode yang sama di 2020 yang hanya mencapai Rp1,49 triliun.
Angka tersebut juga hampir menyamai rekor pencapaian FIF pada 2019, sebelum terjadinya pandemi Covid-19 dengan laba bersih sebesar Rp 2,57 triliun.
Presiden Direktur FIF Margono Tanuwijaya mengatakan, keberhasilan yang dicapai oleh perseroan pada 2021 didukung oleh berbagai strategi perusahaan yang diimplementasikan dalam menghadapi pandemi yang berlangsung sejak Maret 2020 di Indonesia.
“Terdapat tiga strategi penting yang mempengaruhi peningkatan laba bersih PT FIF, yaitu pengendalian biaya mengingat kondisi ekonomi yang masih belum stabil. Selain itu, kami tetap melakukan investasi yang memiliki dampak jangka panjang, sehingga dapat meningkatkan competitive advantage,” ujar Margono melalui pernyataan resminya, Senin (28/2/2022).
Dia menambahkan, dari sisi risiko manajemen terus dilakukan perbaikan kualitas atas akuisisi kontrak baru dengan mengimplementasikan sistem smart aquisition yang terus dikembangkan.
Margono juga menyebutkan dalam menghadapi sejumlah tantangan yang ada pada 2021, strategi penting yang juga diterapkan perusahaan adalah dengan memperkuat dan mempercepat kolaborasi di internal perusahaan dan juga dengan Astra Value Chain, di samping mengoptimalkan sistem dan infrastruktur untuk mempercepat digitalisasi, dan mengintegrasikan online dan offline channel di perusahaan yang meliputi 243 cabang dan ribuan network PT FIF yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga
Tidak hanya sampai di situ, dia juga mengatakan bahwa fungsi kontrol memainkan peran penting dalam mendukung kinerja perusahaan.
“PT FIF juga terus memperketat kontrol operasional bisnis perusahaan, seperti memastikan pengendalian atas operasi bisnis di seluruh network dan memastikan konsistensi di dalam melakukan kontrol dan eksekusi strategi untuk mencapai target, serta menjaga cost efficiency. Semua inisiatif di tahun 2021 juga harus didukung dengan pengembangan organisasi, sehingga menjadi lebih ramping, lincah, serta lebih adaptif untuk menjawab perubahan yang terjadi,” katanya.
Di sisi lain, FIF juga berhasil menjaga tingkat jumlah kredit bermasalah atau non-performing financing (NPF) di angka 0,9 persen, di mana menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menilai perusahaan pembiayaan dengan NPF di bawah 1 persen dikategorikan perusahaan yang sehat. Angka NPF pada 2021 tersebut lebih baik dibanding NPF perseroan pada 2020 yang sebesar 1,5 persen.
Setelah pemulihan pandemi pada 2020, sebagian besar iklim usaha mulai menggeliat di 2021 sekaligus menjadi momentum pemulihan dan kebangkitan ekonomi di Indonesia, sehingga kondisi ini juga memberikan dampak positif kepada operasional bisnis FIF.
Pemulihan kinerja FIF juga tercermin dari nilai pembiayaan yang dikeluarkan oleh perusahaan secara amount finance (AF), yakni sebesar Rp31,83 triliun. Angka tersebut naik sebesar 5,7 persen jika dibanding pencapaian pada 2020 senilai Rp30,11 triliun.
Jika dilihat dari pencapaian pembiayaan yang dikeluarkan secara unit, pada 2021, FIF membukukan pembiayaan pada 2,62 juta unit atau meningkat sebesar 0,4 persen dibandingkan 2020 yang hanya mencapai 2,61 juta unit.
Bila dilihat dari kemampuan perusahaan berdasarkan aset, FIF membukukan peningkatan pada total aset yang dimiliki, yakni sebesar Rp32,65 triliun, naik sebesar 0,2 persen dibandingkan 2020 yang mencapai sebesar Rp 32,59 triliun.