Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Keuangan Bank DKI Romy Wijayanto mengatakan dana pihak ketiga (DPK) pada 2021 mencapai Rp57,71 triliun atau tumbuh 17,96 persen dari Rp48,92 triliun per Desember 2020 sehingga mendorong total aset Bank DKI.
"Pertumbuhan DPK tersebut berada diatas rata-rata pertumbuhan DPK industri perbankan 2021 sebesar 12,21," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (10/3/2022).
Pertumbuhan DPK, lanjutnya, diiringi dengan perbaikan struktur dana yang dimiliki sehingga rasio Current Account Saving Account (CASA) dapat meningkat signifikan dari Rp45,49 persen menjadi sebesar 51,37 persen pada 2021.
Menurutnya, hal tersebut secara linier mempengaruhi perbaikan tingkat efisiensi biaya dana atau Cost of Fund dari 4,39 persen pada 2020 menjadi 2,96 persen pada 2021.
Pertumbuhan DPK terutama didukung oleh pertumbuhan Giro sebesar 58,92 persen dari Rp11,17 triliun pada 2020 menjadi Rp17,76 triliun pada tahun lalu," ucapnya.
Selain itu, dia mengatakan tabungan juga meningkat 7,29 persen dari Rp11,07 triliun pada 2020 menjadi Rp11,88 triliun pada 2021. Adapun, deposito meningkat 5,22 persen dari Rp26,67 triliun pada 2020 menjadi Rp28,06 triliun pada 2021.
Romy menuturkan penyaluran kredit dan pembiayaan pada 2021 mencapai Rp38,70 triliun atau tumbuh 8,52 persen dari periode 2020 yang tercatat sebesar Rp35,67 triliun.
Pencapaian pertumbuhan kredit dan pembiayaan tersebut berada diatas pertumbuhan kredit industri perbankan tahun 2021 sebesar 5,24 persen.
“Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan kredit mikro yang tumbuh 31,75 persendari semula tercatat sebesar Rp1,47 triliun per Desember 2020 menjadi sebesar Rp1,93 triliun per Desember 2021," katanya.
Dia menilai hal tersebut sejalan dengan upaya Bank DKI dalam mendorong penyaluran kredit kepada sektor UMKM, termasuk diantaranya Sindikasi Kredit dan Pembiayaan kepada PT Permodalan Nasional Madani sebesar Rp4 triliun.
Selain UMKM, penyaluran kredit kepada segmen konsumer juga mengalami pertumbuhan sebesar 10,97 persen dari Rp13,72 triliun per Desember 2020 menjadi Rp15,23 triliun per Desember 2021.
Adapun, kredit komersial juga tumbuh 4,60 persen dari Rp14,48 triliun per Desember 2020 menjadi Rp15,15 triliun per Desember 2021, dan pembiayaan syariah tumbuh 6,9 persen dari Rp5,95 triliun per Desember 2020 menjadi Rp6,37 triliun per Desember 2021.
"Penyaluran kredit dan pembiayaan dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, ditandai dengan kualitas aset yang terjaga dengan baik yang tercermin pada realisasi rasio NPL Gross dan NPL Nett yang masing-masing terjaga pada level 3,02 persen dan 0,38 persen," ucapnya.