Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Bali atau BPD Bali optimistis penyaluran kredit pada 2022 dapat lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Keyakinan itu seiring dengan kepercayaan diri bank yang mampu meningkatkan margin bunga bersih.
Berdasarkan laporan keuangannya, BPD Bali tercatat menyalurkan kredit senilai Rp19,80 triliun sepanjang 2021. Raihan itu mengalami pertumbuhan 3,56 secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Di Tahun 2022 ini Bank BPD Bali menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 8 persen dengan komposisi kredit UMKM terhadap total kredit sebesar 45 persen,” ujar Direktur Kredit BPD Bali, Made Lestara Widiatmika, kepada Bisnis pada Rabu (16/3/2022).
Sejalan dengan itu, Lestara mengatakan bahwa BPD Bali juga akan berupaya mendorong margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) di tengah kondisi perekonomian yang masih terdampak pandemi Covid-19.
Hingga akhir Desember 2021, NIM BPD Bali tercatat mengalami penurunan sebesar 63 basis poin atau dari 6,41 persen pada 2020 menjadi 5,78 persen.
“BPD Bali mengupayakan peningkatan pendapatan bunga, fee based income, serta mengupayakan peningkatan penerimaan yang bersumber dari kredit-kredit bermasalah.”
Lestara menambahkan bahwa dari sisi penempatan dana, bank juga aka mengoptimalisasi pengelolaan kas, serta meningkatkan dana murah (current account saving account/CASA), dan pertumbuhan rekening dana-dana berbiaya rendah.
Sementara itu, per 31 Desember 2021, BPD Bali tercatat masih mengantongi laba bersih sebesar Rp549,15 miliar. Capaian itu tercatat mengalami pertumbuhan 5,24 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, yakni Rp521,82 miliar.
Adapun, pendapatan bunga bersih tercatat turun 4,5 persen yoy, dari Rp1,67 triliun menjadi Rp1,59 triliun. Meski demikian, beban operasional menurun 11,3 persen yoy menjadi Rp855,15 miliar, sehingga laba operasional masih tumbuh 4,76 persen yoy menjadi Rp740,51 miliar.
Dari sisi penghimpunan dana, BPD Bali membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 9 persen menjadi Rp23,38 triliun, terutama dari dana murah yang naik 11,66 persen yoy. Hingga akhir Desember 2021, total aset bank mencpai Rp28,91 persen atau tumbuh 10,72 persen yoy.
Sementara itu, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mengalami pertumbuhan sebesar 3,54 persen yoy atau mencapai Rp19,8 triliun sepanjang tahun lalu. Pertumbuhan ini diklaim melampaui kinerja bank-bank lain di wilayah Bali.
“Di tahun 2021, Bank BPD Bali berhasil menyalurkan KUR mencapai hampir 20 persen dari penyaluran kredit UMKM,” ujar Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma.
Sudharma menambahkan bahwa BPD Bali terus berkomitmen untuk menjaga kepercayaan seluruh stakeholder dengan memenuhi kewajibannya meski menghadapi berbagai tantangan pada masa pandemi Covid-19. Inovasi juga dilakukan dalam penyaluran KUR.
Tahun lalu, misalnya, BPD Bali meluncurkan program Mesari (Membangun Masyarakat Bali), yaitu program kredit KUR klaster sektor produksi dengan tambahan benefit subsidi bunga 3,00 persen dari bank.
Tak hanya itu, penerima KUR program ini juga mendapatkan subsidi iuran BPJS Ketenagakerjaan dari bank, yakni Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, sekaligus capacity building bagi klaster yang memenuhi kriteria bersumber dari dana CSR/TJSL Bank.