Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Premi Industri Asuransi Umum Tahun Lalu Cenderung Stagnan

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), industri asuransi umum membukukan premi dicatat senilai Rp78,14 triliun sepanjang 2021 atau hanya tumbuh sebesar 1,7 persen dibandingkan perolehan di 2020.
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (5/1/2021). /Bisnis-Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Rabu (5/1/2021). /Bisnis-Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Premi yang dihimpun oleh industri asuransi umum cenderung stagnan sepanjang 2021 seiring penurunan pada sejumlah lini bisnis.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), industri asuransi umum membukukan premi dicatat senilai Rp78,14 triliun sepanjang 2021 atau hanya tumbuh sebesar 1,7 persen dibandingkan perolehan di 2020.

Sejumlah lini bisnis utama industri asuransi umum tercatat mengalami pertumbuhan, seperti asuransi properti yang tumbuh 6,8 persen year on year (yoy), kendaraan bermotor tumbuh 6,5 persen yoy, dan marine cargo tumbuh 26,5 persen yoy.

"Premi dicatat naik sebesar 1,7 persen. Yang naik di sektor properti karena memang pergerakan properti di sisi residensial, komersial, industrial memang belum melompat seperti yang terjadi sebelum pandemi, walaupun sudah memperlihatkan perbaikan dibandingkan 2021. Marine cargo mengalami kenaikan cukup baik karena adanya pergerakan komoditi kita," ujar Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset & Analisa AAUI Trinita Situmeang dalam konferensi pers, Kamis (17/3/2022).

Meski lini bisnis kontributor utama mengalami peningkatan, lanjut Trinita, sejumlah lini bisnis tercatat mengalami penurunan yang cukup dalam. Beberapa lini bisnis yang mengalami penurunan antara lain asuransi kredit turun 16,7 persen yoy, aviasi turun 37,5 persen, personal accident dan health turun 8,1 persen yoy, energy off shore turun 33,4 persen yoy, dan satelit turun 25,9 persen yoy.

"Yang menyebabkan premi dicatat stagnan karena memang terjadi penurunan di lini bisnis asuransi kredit turun Rp2,7 triliun. Penurunan juga terjadi di energy off shore, personal accident dan health, dan aviasi. Kalau di total penurunan tersebut mendorong ke bawah karena total dari penurunan ini sekitar Rp4 triliun dibandingkan pertumbuhan di properti, kendaraan bermotor, dan marine cargo," jelas Trinita.

Dari sisi kontribusi premi, kinerja asuransi umum masih ditopang oleh asuransi properti yang berkontribusi sebesar 28,6 persen dari total pendapatan premi industri asuransi umum. Disusul oleh asuransi kendaraan bermotor dengan porsi 20,1 persen, asuransi kredit 17,5 persen, asuransi personal accident dan health 9,4 persen, marine cargo 5,3 persen, dan lain-lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper