Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) memperkirakan laju penyaluran kredit dan dana pihak ketiga (DPK) dapat tumbuh signifikan pada tahun 2022.
Direktur Utama Bank Danamon (BDMN), Yasushi Itagaki, menuturkan bahwa stabilitas sistem keuangan pada 2022 akan tetap terjaga dengan baik, diiringi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi.
Dia menyatakan pertumbuhan kredit industri perbankan diperkirakan berada di rentang angka 6 persen – 8 persen, sementara DPK diproyeksikan meningkat sebesar 7 persen hingga 9 persen.
“Pertumbuhan kredit akan ditopang oleh tingginya rasio KPMM [Kewajiban Penyediaan Modal Minimum] industri perbankan, rasio kredit bermasalah yang stabil, serta peraturan OJK tentang restrukturisasi kredit yang masih berlaku,” ujarnya dalam laporan tahunan, Senin (21/3/2022).
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kredit perbankan dapat tumbuh di angka 6 persen – 8 persen, sedangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mematok target pertumbuhan sebesar 7,5 persen pada 2022.
BI juga mencatat bahwa realisasi penyaluran kredit perbankan dalam dua bulan pertama tahun 2022 mengalami pertumbuhan. Pada Januari kredit perbankan tumbuh sebesar 5,5 persen, sementara Februari meningkat 6,33 persen secara tahunan (yoy).
Baca Juga
Di sisi lain, Itagaki mengatakan kehadiran Quick Response Code Indonesai Standard atau QRIS, Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP), dan implementasi BI-Fast akan sangat berpengaruh terhadap akselerasi digitalisasi layanan perbankan.
Dia juga menilai bahwa preferensi masyarakat terhadap belanja daring, perluasan ekosistem lokapasar atau e-commerce, pengembangan layanan pembayaran digital dan perbaikan ekonomi domestik akan turut memperkuat tren digital di industri perbankan.
“Nilai transaksi e-commerce diprediksi BI mencapai Rp530 triliun, uang elektronik Rp337 triliun, dan transaksi digital banking tumbuh lebih dari Rp48.000 triliun pada 2022,” tuturnya.
Itagaki menambahkan bahwa selain digitalisasi, Bank Danamon juga melihat keberlanjutan sebagai bagian integral dari bisnis. Oleh sebab itu, perseroan berupaya mengutamakan keselarasan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.