Bisnis.com, JAKARTA — PT Maybank Indonesia Tbk. (BNII) menilai teknologi metaverse belum relevan diterapkan di industri perbankan Tanah Air saat ini. Kendati demikian, perusahaan akan terus mengikuti perkembangannya.
Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII), Taswin Zakaria mengatakan perusahaan selalu berpedoman kepada kebutuhan nasabah dalam pengembangan teknologi digital. “Dan juga apakah relevan dalam kami memberikan layanan atau mendistribusikan produk kami kepada nasabah. Jadi itu panduan pedoman kami dalam menyikapi laju teknologi yang ada,” terang Taswin dalam Paparan Publik di Jakarta, Jumat (25/3/2022).
Taswin melanjutkan bahwa pada dasarnya perusahaan selalu menyikapi positif setiap perkembangan teknologi, termasuk metaverse. Oleh karena itu apabila di kemudian hari teknologi tersebut relevan dalam kegiatan bisnis perseroan, maka Maybank Indonesia akan mengadopsi teknologi tersebut.
“Tentunya pada waktunya nanti apabila dipandang relevan dan dipandang aplikabel di dalam kegiatan bisnis kami dan juga relevan untuk bisa dipakai oleh nasabah, tentunya kita akan adopsi teknologi yang ada dan bukan hanya metaverse, tapi apapun teknologi yang ada kita akan adopsi, tentunya sesuai dengan relevansi dan teknologi tadi terhadap bisnis-bisnis kami,” jelasnya.
Sementara itu, bank pelat merah terlebih lebih agresif dalam ekspansi ke dunia metaverse. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengklaim menjadi bank pertama di Indonesia yang masuk dalam ekosistem metaverse, disusul kemudian PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan strategi tersebut memberikan warna baru dalam sektor perbankan. Perseroan memandang metaverse sebagai sebuah dunia yang dirasa tepat untuk merealisasikan visi beyond banking.
“Metaverse merupakan tempat yang ideal untuk melakukan ekspansi bisnis digital secara menyeluruh tanpa dibatasi oleh ruang fisik,” kata Darmawan dalam konferensi virtual medio Maret 2022.