Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Sahabat Sampoerna atau Bank Sampoerna secara konsisten melakukan transformasi digital sehingga mampu mendorong pendapatan operasional non-bunga pada 2021 naik 77,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp42 miliar.
Direktur Keuangan & Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna, Henky Suryaputra, mengatakan jumlah transaksi digital tumbuh sangat baik meski tidak terlepas dari dampak penurunan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Dia mengatakan jumlah transaksi digital terus bertumbuh dan untuk tahun 2021 mencapai sebesar 33,1 juta transaksi. Jumlah tersebut meningkat hampir 3 kali lipat dibandingkan jumlah transaksi sepanjang tahun 2020.
“Adalah komitmen kami untuk selalu melakukan transformasi dan memanfaatkan teknologi digital sambil berkolaborasi untuk memberikan layanan terbaik bagi nasabah kami, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah,” ujar Henky dalam siaran pers, Jumat (1/4/2022).
Dia menambahkan bahwa di samping layanan internet banking, mobile banking, digital lending melalui PDaja.com, dan virtual account, Bank Sampoerna juga berkolaborasi dengan berbagai perusahaan finansial teknologi (fintech).
“Melalui kolaborasi dengan berbagai perusahaan peer-to-peer [P2P] lending seperti Mekar, Julo, Indodana, Kredivo, Akulaku, dan Julo, kami dapat lebih banyak memberikan pendanaan pada pelaku UMKM yang belum bankable,” pungkasnya.
Selain itu, melalui kolaborasi dengan perusahaan payment gateway (gerbang pembayaran) seperti Xendit, Instamoney, Safecash, dan Dhasatra, Bank Sampoerna juga memfasilitasi berbagai transaksi digital.
Hingga akhir 2021, pembiayaan yang disalurkan Bank Sampoerna melalui perusahaan P2P dan fintech lending meningkat lebih dari 10 kali lipat hingga ratusan miliar rupiah dibandingkan penyaluran pada akhir tahun 2020.
Henky menuturkan kinerja yang dibukukan Bank Sampoerna dicapai tanpa meninggalkan kehati-hatian. Dengan pengelolaan yang baik, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) dapat ditekan lebih rendah 10 basis poin pada akhir tahun 2021 menjadi 2,7 persen.
Rasio NPL yang dicapai Bank Sampoerna ini juga sedikit lebih baik dibandingkan rata-rata industri perbankan yang tercatat sebesar 3,0 persen pada akhir 2021.
Penurunan NPL ini dibarengi dengan tren penurunan restrukturisasi kredit yang pada akhir 2021 mencapai sekitar sepertiga total kredit yang disalurkan dibandingkan sekitar setengah kredit yang disalurkan pada tahun 2020.