Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) masih mencium potensi pertumbuhan kinerja, kendati penjualan mobil berpotensi kembali sepi karena tekanan kondisi.
Sebagai gambaran, sentimen negatif tersebut muncul akibat naiknya harga beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, mulai berlakunya tarif pajak pertambahan nilai (PPN) 11 persen, dan besaran insentif pajak barang mewah (PPnBM) yang secara bertahap mulai dikurangi.
Direktur Sales & Distribusi MTF William Francis menjelaskan beberapa sentimen negatif tersebut patut diakui bisa berpengaruh terhadap penurunan daya beli masyarakat, berujung penundaan pembelian kendaraan.
Namun, MTF percaya bahwa tren moncernya permintaan pembiayaan kendaraan setiap Ramadan dan jelang momen-momen Lebaran masih bisa jadi andalan mengarungi awal kuartal II/2022.
"Sebelumnya MTF ada target kenaikan penyaluran pembiayaan khusus di April ini sekitar 10 persen [month-to-month/mtm]. Menjelang Lebaran, biasanya ada momentum kenaikan permintaan mobil baru. Tapi kalau melihat kondisi saat ini, jadi terlihat menantang. Maka, MTF berharap minimal masih sama dengan kondisi di Maret lalu," ujarnya kepada Bisnis, Senin (4/4/2022).
William menggambarkan bahwa pada kuartal I/2022, permintaan kredit mobil baru terbilang menuju pemulihan. Buktinya, MTF sendiri menyalurkan Rp6,46 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, alias rata-rata tiap bulan sudah melebihi Rp2,1 triliun.
Nominal ini terbilang membaik, karena MTF hanya menyalurkan pembiayaan Rp20,5 triliun setahun penuh di periode 2021, alias rata-rata di kisaran Rp1,7 triliun per bulan.
Oleh sebab itu, MTF berupaya mempertahankan rata-rata penyaluran kredit bulanannya saat ini, terutama untuk mengejar target menyentuh Rp24 triliun di akhir 2022, atau naik tumbuh 16,5 persen (year-on-year/yoy).
Sekadar informasi, multifinance anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. alias BMRI memiliki produk andalan pembiayaan mobil penumpang baru, karena selalu mengambil porsi 80 persen dari total portofolio. Lainnya, terbagi untuk kredit segmen fleet atau korporasi, seperti alat berat, mobil komersial, dan mobil operasional kantor.