Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top! Rupiah Melemah Tipis, Lebih Baik dari Rupee & Ringgit di Kuartal I/2022

KSSK mencatat nilai tukar rupiah pada kuartal I/2022 mengalami sedikit depresiasi sebesar 0,33 persen. Kendati demikian, depresiasi rupiah tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan mata uang sejumlah negara berkembang lainnya.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada kuartal I/2022 mengalami sedikit depresiasi sebesar 0,33 persen secara rata-rata dibandingkan posisi akhir tahun 2021.

Kendati demikian, depresiasi rupiah tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan mata uang sejumlah negara berkembang lainnya. Misalnya, Malaysia ringgit mengalami depresiasi sebesar 1,15 persen (year-to-date/ytd), India rupee sebesar 1,73 persen ytd, dan Thailand baht sebesar 3,15 persen ytd.

Sementara itu, inflasi Indonesia hingga Maret 2022 tetap terkendali pada tingkat 2,64 persen (year-on-year/yoy).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, hal tersebut didukung oleh terkendalinya sisi penawaran dalam merespon kenaikan permintaan dan terkendalinya ekspektasi inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah, serta berbagai respon kebijakan yang dilakukan pemerintah, terutama menjaga barang-barang yang diatur pemerintah.

"Meskipun demikian, sejumlah risiko rambatan yang berasal dari kondisi global akan berpotensi memengaruhi dari sisi inflasi, cost of fund dan kinerja perekonomian," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2022, Rabu (13/4/2022).

Untuk itu, Komite Stabilitas Keuangan (KSSK) tetap mewaspadai dan memantau stabilitas sistem keuangan untuk tetap menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia.

Sri Mulyani menambahkan, KSSK akan terus memperkuat koordinasi dan pemantauan bersama termasuk di dalam merumuskan respon kebijakan yang terkoordinasi dan bersinergi di dalam menjaga pemulihan ekonomi nasional dalam menghadapi dinamika kondisi global yang sangat tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper