Bisnis.com, JAKARTA - Dua tahun berlalu sejak pertama kali pandemi Covid-19 memasuki Indonesia, industri teknologi finansial pendanaan bersama (P2P lending) atau pinjaman online masih konsisten selalu bertumbuh di setiap bulannya.
Berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Maret 2022 industri P2P lending memfasilitasi 10,9 juta entitas pemberi pinjaman (lender) untuk menyalurkan dana kepada Rp23,07 triliun kepada 17 juta entitas penerima pinjaman (borrower).
Sebagai gambaran, pada Maret tahun lalu penyaluran pinjaman tercatat senilai Rp11,68 triliun kepada 6,7 juta entitas borrower. Sementara pada Maret 2020, penyaluran pinjaman tercatat hanya senilai Rp7,13 triliun saja kepada 4,2 juta entitas borrower.
Artinya, setelah dua tahun masa pandemi, industri yang kini diramaikan oleh 102 platform ini mencatatkan pertumbuhan dari sisi kemampuan menyalurkan pinjaman mencapai nyaris 3 kali lipat.
Bergeser ke sisi outstanding, ternyata nilainya pun meroket tajam. Saat ini, jumlah yang tercatat masih memiliki sisa utang di para platform P2P Lending resmi, yaitu 12,84 juta entitas senilai Rp37,39 triliun.
Sebagai perbandingan, outstanding industri P2P lending pada Maret 2021 senilai Rp19,03 triliun, namun peminjam aktif mencapai 18,5 juta entitas, mengindikasikan nilai pinjaman rata-rata setiap borrower saat ini sudah semakin besar. Sementara itu, outstanding industri pada Maret 2020 baru senilai Rp14,79 triliun.
Baca Juga
Peminjam P2P lending memiliki karakteristik didominasi perseorangan, jumlahnya 12,81 juta orang senilai Rp31,35 triliun. Terbagi 3,1 juta orang pelaku UMKM perorangan senilai Rp9,54 triliun dan 9,7 juta orang peminjam non-UMKM senilai Rp21,8 triliun.
Adapun, borrower badan usaha hanya sebanyak 21.729 entitas dengan pinjaman senilai Rp5,27 triliun. Terbagi 2.529 badan usaha UMKM senilai Rp3,6 triliun dan 19.200 badan usaha non-UMKM senilai Rp1,61 triliun.
Sementara itu, berdasarkan gender para borrower, peminjam laki-laki mencapai 6,1 juta entitas dengan outstanding senilai Rp14,19 triliun, sementara peminjam perempuan mencapai 6,6 juta entitas dengan outstanding senilai Rp17,06 triliun.
Terakhir, dari sisi umur, borrower berusia 19-34 tahun menjadi yang paling mendominasi dari total jumlah borrower, tepatnya 8,6 juta entitas senilai Rp20,24 triliun. Disusul usia 35-54 tahun sebanyak 3,7 juta entitas senilai Rp9,9 triliun.