Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit sebesar Rp376,8 triliun pada kuartal I/2022 untuk segmen korporasi. Jumlah tersebut meningkat 6,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dan meningkat 1,8 persen dibandingkan dengan kuartal IV/2021.
Tidak hanya itu, segmen korporasi menjadi kontributor terbesar dalam pembiayaan yang telah disalurkan oleh Bank Mandiri. Tercatat 35,1 persen, angka tertinggi, dari total kredit Mandiri mengalir ke segmen korporasi. Kontributor kedua ditempati oleh kredit dari anak usaha yang menyumbang Rp230,5 triliun atau 21,5 persen dari total kredit.
Dengan tingginya pertumbuhan kredit yang disalurkan Bank Mandiri ke segmen korporasi, lantas sektor apa saja yang mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit terbesar sepanjang kuartal I/2022? berikut ulasannya.
Sektor manufaktur makanan dan minuman (Mamin) menempati urutan pertama sebagai sektor dengan pertumbuhan kredit terbesar di Mandiri. Pertumbuhan kredit di sektor manufaktur mamin mencapai Rp6,2 triliun secara tahunan atau tumbuh 22 persen year on year/yoy.
Kemudian sektor manufaktur bahan kimia menempati urutan kedua sebagai sektor dengan pertumbuhan kredit terbesar pada kuartal I/2022. Pertumbuhan kredit di sektor ini secara tahunan mencapai Rp5 triliun, atau tumbuh 242 persen pada kuartal I/2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sektor energi dan air menempati urutan ketiga, dengan pertumbuhan kredit mencapai Rp4,7 triliun atau tumbuh 15 persen yoy.
Baca Juga
Adapun jika dihitung secara kuartalan (quartal to quartal/QtQ), sektor manufaktur makanan dan minuman masih menempati urutan pertama. Dibandingkan dengan kuartal IV/2021, pada 3 bulan pertama 2022 pertumbuhan kredit di sektor manufaktur mencapai Rp11,1 triliun. Tumbuh 47 persen secara tahunan.
Sementara itu investasi properti dan layanan keuangan masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar Rp1,8 triliun dan Rp1,4 triliun secara kuartal.
Dari sisi performa, manufaktur mamin dan manufaktur bahan kimia masuk dalam kategori kolektibilitas I yang artinya termasuk dalam kategori kredit lancar.