Bisnis.com, JAKARTA – Investree Singapore Pte Ltd (Investree Group), perusahaan induk platform pinjaman tekfin Asia Tenggara, baru saja mengumumkan rencana akuisisi 18,4 persen saham di PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR).
Rencana tersebut direalisasikan melalui penandatanganan perjanjian transaksi antara Investree Group dan pemegang saham pengendali (PSP) AMAR, yakni Tolaram Group Inc. (Tolaram) yang berlangsung pada Selasa (10/5/2022).
Investree Group yang beroperasi di Indonesia di bawah PT Investree Radhika Jaya (Investree) berkomitmen untuk memperluas akses layanan keuangan bagi UMKM melalui solusi perbankan digital.
Dengan mengakuisisi saham minoritas yang signifikan di Amar Bank, Investree Group percaya bahwa upayanya untuk meningkatkan inklusi keuangan dapat dipercepat.
Investree bermaksud untuk mengembangkan produk-produk pembiayaan dan menawarkan solusi bisnis digital yang lebih luas untuk mengangkat level operasional UMKM di seluruh negeri.
“Inisiatif ini merupakan bagian untuk menciptakan lintas kolaborasi yang kohesif antara fintech dan perbankan serta bersama-sama melakukan inovasi produk, menyediakan layanan pembiayaan digital dan solusi bisnis yang lebih terintegrasi, dan juga memperluas jangkauan kepada calon debitur atau UMKM di kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan Amar Bank,” kata Direktur Investree Group dan Co-Founder sekaligus CEO Investree, Adrian Gunadi dalam siaran pers, Rabu (11/5/2022).
Komitmen ini juga sejalan dengan salah satu agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia, yaitu mendorong inklusi keuangan, khususnya bagi komunitas UMKM yang belum terlayani dengan baik oleh bank di masa lalu.
Melansir dari laman resmi Investree, Kamis (12/5/2022), Investree telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, Investree juga merupakan anggota terdaftar dari Fintech Indonesia dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
Investree bukanlah bank atau perusahaan finansial lainnya, melainkan sebuah marketplace finansial, menyediakan layanan perantara untuk proses peer-to-peer lending (P2PL). Dalam hal ini, P2PL mempertemukan orang yang ingin mendanai dan orang yang ingin mengajukan pinjaman melalui online marketplace. Platform P2PL, seperti Investree, memfasilitasi proses tersebut.
Baca Juga
Pada prosesnya, P2PL menyediakan pinjaman berbunga kompetitif kepada Borrower dan return terbaik bagi Lender dengan mengoperasikan beban biaya yang lebih rendah daripada bank atau lembaga keuangan lainnya.
Tidak seperti layanan perantara konvensional, Investree tidak berpartisipasi dalam aktivitas pinjam meminjam.
“Kami hanya menyediakan platform untuk memfasilitasi prosesnya, mengadministrasi akun Borrower dan Lender,” jelas Investree.
Sementara itu, Investree dijalankan oleh sebuah tim yang terdiri dari para praktisi berpengalaman di bidang keuangan dan teknologi. Perusahaan ini memiliki sistem proteksi fisik, elektronik, dan manajerial yang baik untuk menghindari akses yang tidak sah atau penggunaan yang tidak sesuai terhadap informasi pelanggan.
Sejak berdiri, Investree mencatat jumlah fasilitas pinjaman sebanyak Rp16,83 triliun dengan nilai pinjaman yang tersalurkan sebesar Rp10,80 triliun dan nilai pinjaman lunas Rp9,39 triliun. Adapun, nilai pinjaman outstanding senilai Rp1,41 triliun.
Selain itu, jumlah Borrower sejak berdiri baik institusi maupun individu sebanyak 12.444 dengan jumlah Borrower aktif sebanyak 9.610. Sejak Investree berdiri, sebanyak 30.591 merupakan jumlah pinjaman yang tersalurkan. Sementara itu, pada 2022, nilai pinjaman yang tersalurkan sebanyak Rp1,49 triliun.
Investree menyatakan jumlah pinjaman lunas sebanyak 19.385 dengan rata-rata tingkat imbal hasil sebesar 16,4 persen.
“Rata-rata waktu pinjaman terdanai yaitu 3 hari dan 18 jumlah pinjaman untuk didanai,” terangnya.