Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak dua saham bank digital masuk ke daftar top losers pada perdagangan Rabu (11/5/2022). Keduanya adalah PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (11/5/2022), saham ARTO menempati posisi kelima di daftar top losers dengan koreksi mencapai 6,93 persen atau turun 700 poin ke level Rp9.400 per saham, yang sebelumnya ditutup di harga Rp10.100 per saham.
Di posisi ketujuh, ada saham BBYB yang juga mengalami koreksi 6,87 persen atau turun 100 poin ke level Rp1.355 per saham, dari sebelumnya Rp1.455 per saham.
Mengutip data RTI pada perdagangan Kamis (12/5/2022), saham Bank Jago kembali dibuka di zona merah di harga Rp9.000 per saham. Adapun, saham BBYB dibuka di level Rp1.355 per saham, sama seperti harga penutupan pada perdagangan kemarin.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah pada perdagangan hari ini di level 6.802,238.
Jika melihat kinerja keuangan dari keduanya, Bank Jago mampu membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp18,93 miliar pada kuartal I/2022. Posisi ini berbanding berbalik dengan periode yang sama tahun 2021, di mana ARTO membukukan rugi sebesar Rp38,13 miliar.
Adapun, aset bank rintisan Jerry Ng ini tumbuh 39 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Aset yang dimiliki Bank Jago naik dari Rp9,24 triliun di posisi 31 Maret 2021, menjadi Rp12,82 triliun per 31 Maret 2022.
Kredit yang disalurkan Bank Jago juga tumbuh hingga 5 kali lipat pada kuartal I/2022, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Bank Jago telah menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah senilai Rp6,14 triliun pada kuartal I/2022. Artinya, kredit yang diberikan Bank Jago meningkat 376 persen yoy dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp1,29 triliun.
Di sisi lain, BBYB mencatatkan rugi bersih senilai Rp416,73 miliar pada kuartal I/2022. Rugi bersih tersebut membengkak dari periode yang sama tahun 2021 senilai Rp50,27 miliar.
Meski merugi, Bank Neo Commerce mengalami kenaikan pada pendapatan bunga sebesar Rp350,94 miliar. Jumlah itu meningkat 146 persen yoy dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp142,62 miliar. Sementara itu, pendapatan bunga bersih perusahaan meningkat 214,5 persen yoy menjadi Rp197,93 miliar.
Lebih lanjut, Bank Neo Commerce mencatatkan total aset sebesar Rp12,53 triliun pada hingga Maret 2022. Nilai tersebut naik 118 persen yoy dibandingkan periode serupa tahun lalu yang sebesar Rp5,74 triliun.
Dari sisi penyaluran kredit, BBYB mampu menyalurkan sebesar Rp4,8 triliun, naik 28 persen yoy dari Rp3,74 triliun pada periode yang sama tahun 2021.