Lewat Ekosistem GoTo, Jutaan Orang Indonesia Pertama Kali Bertransaksi Non-Tunai

Ekosistem keuangan digital yang dibangun GoTo berhasil membantu masyarakat unbanked dan underbanked untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan formal.
Foto: dok. weforum.org
Foto: dok. weforum.org

Bisnis.com, JAKARTA -  Riset independen menunjukkan GoTo, sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia, punya andil besar dalam memperluas inklusi keuangan di Tanah Air di tengah rendahnya akses keuangan.

Saat ini, akses kepada keuangan digital sangat diperlukan di Indonesia mengingat jutaan masyarakat masih tergolong unbanked (tidak memiliki layanan perbankan) dan underbanked atau underserved (tidak sepenuhnya menggunakan layanan perbankan).

Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) di tahun 2021 yang berjudul “Peran GoTo Financial (GTF) terhadap Inklusi Keuangan Indonesia Tahun 2021” menemukan ekosistem keuangan digital yang dibangun GoTo berhasil membantu masyarakat unbanked dan underbanked untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan formal.

Riset menunjukkan 1 dari 4 konsumen Indonesia yang belum pernah terekspos jasa perbankan sekarang memakai layanan perbankan setelah menggunakan layanan pembayaran digital GoPay. Selanjutnya, GoPay menjadi gerbang pembuka akses keuangan digital; 60% UMKM dan 46% konsumen pertama kali bertransaksi non-tunai dengan GoPay.

Menurut Andre Soelistyo, CEO GoTo, di Pertemuan Tahunan World Economic Forum (WEF) 2022 yang diselenggarakan di Davos, Swiss, “untuk mengatasi kesenjangan inklusi keuangan, kita harus terlebih dahulu membawa masyarakat masuk ke dalam inklusi digital.”

Dalam forum tersebut, Andre berbicara bersama dengan sejumlah tokoh keuangan global membahas mengenai Financial Inclusion: Addressing the Largest Gaps (Inklusi Keuangan: Menjawab Kesenjangan Terbesar). 

“Seiring dengan upaya pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur digital, meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas, perusahaan seperti GoTo pun hadir, dan kini , dengan  sarana digital, kelompok masyarakat yang sebelumnya  underserved [tidak terlayani]  oleh ekonomi sektor formal dapat menjadi bagian dari inklusi keuangan,” lanjutnya 

Lewat Ekosistem GoTo, Jutaan Orang Indonesia Pertama Kali Bertransaksi Non-Tunai

Foto: dok. weforum.org

Bersama Andre, hadir pembicara global lainnya yakni Ratu Máxima dari Kerajaan Belanda yang juga, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Keuangan Inklusif untuk Pembangunan, Gubernur Bank Sentral Perancis François Villeroy de Galhau, Managing Director Lulu Financial Group Adeeb Ahamed, Founder Capital Art Karabo Morule, dan Vice-President European Investment Bank Group (EIB) Gelsomina Vigliotti.

Lebih lanjut di WEF, Andre mengatakan teknologi mampu mendukung adanya inklusi keuangan lantaran platform yang dikembangkan perusahaan digital, termasuk GoTo, mampu menyediakan rekam jejak transaksi yang dapat dipergunakan oleh penyedia jasa untuk menciptakan produk keuangan yang inklusif.

“Para pedagang atau mitra pengemudi kami awalnya tidak memiliki rekam jejak keuangan; dengan menjadi bagian ekosistem GoTo dan bertransaksi secara digital mereka kini memiliki rekam jejak. Dengan rekam jejak transaksi tersebut, para pedagang dan mitra pengemudi kami dapat mengakses layanan keuangan lain seperti  simpanan, pinjaman produktif, asuransi, dan lainnya,” jelas Andre.

Lewat Ekosistem GoTo, Jutaan Orang Indonesia Pertama Kali Bertransaksi Non-Tunai

Foto: dok. weforum.org

“Dengan demikian, ekosistem kami membantu mereka meningkatkan pendapatan serta memberikan kesempatan para pedagang dan mitra pengemudi mengakses layanan keuangan serta meningkatkan kesejahteraan mereka.

Selain partisipasinya di Pertemuan Tahunan WEF, pada Senin (23/5) Andre juga menjadi salah satu pembicara dalam sesi Deepening Digital Growth in The New Economic Landscape (Memperdalam Pertumbuhan Digital dalam Lanskap Ekonomi Baru) dalam rangkaian Indonesia Pavilion, acara penyerta yang diselenggarakan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Sebagai catatan, per 30 September 2021, layanan GoTo didukung lebih dari 2,5 juta mitra pengemudi terdaftar dan lebih dari 14 juta pedagang terdaftar. Tim Peneliti LD FEB UI memaparkan bahwa pada 2021, ekosistem Gojek dan GoTo Financial diperkirakan berkontribusi 2% terhadap PDB Indonesia atau sekitar Rp 249 triliun, naik 60% dari 2019-2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper