Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengintip Strategi Bisnis CFIN, Emiten Leasing Pilihan Lo Kheng Hong

Leasing pilihan Lo Kheng Hong, Clipan Finance alias CFIN masih terus bereksplorasi menemukan peluang baru dalam rangka mengoptimalkan kinerja pembiayaan, terutama segmen mobil bekas.
Pengunjung melintasi deretan mobil bekas yang dipamerkan di Jakarta, Minggu (24/4/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintasi deretan mobil bekas yang dipamerkan di Jakarta, Minggu (24/4/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten multifinance (leasing) PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) mengincar pembiayaan Rp6 triliun sepanjang tahun ini.

Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengungkap salah satu strategi yang dijalankan adalah mempertahankan bunga pembiayaan tetap kompetitif dan terus menjajal beragam strategi promosi baru, terutama untuk segmen mobil bekas yang masih jadi andalan CFIN.

"Ini untuk mengoptimalkan potensi pembiayaan di kuartal II/2022 lebih besar dari kuartal sebelumnya. Terlebih, akan ada tantangan menanti di semester II/2022 nanti, yaitu dari kemungkinan kenaikan suku bunga," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (1/6/2022).

Sebagai gambaran, beberapa strategi promosi besutan CFIN yang telah rampung, misalnya diskon buat pembelian brand mobil tertentu, serta program hadiah buat kredit dana tunai. Adapun, yang masih berlangsung, antara lain program potongan angsuran mobil bekas hingga 30 persen, serta bunga 7,5 persen untuk mobil bekas premium di atas Rp500 juta.

"Promo yang masih jalan, ternyata peminatnya terus meningkat. Jadi sepertinya memang perlu waktu sosialisasi. Selain itu, kami tak berhenti eksplorasi, kami ada rencana buat program khusus untuk segmen pegawai negeri, semoga Juni ini bisa meluncur," tambahnya.

Lewat berbagai strategi tersebut, sepanjang kuartal I/2022 lalu, penyaluran pembiayaan baru CFIN berada di kisaran Rp1,6 triliun. Sementara periode berjalan kuartal II/2022 telah mencapai kisaran Rp1 triliun, terbagi pada April dan Mei masing-masing Rp642 miliar dan Rp429 miliar.

Sebagai perbandingan, pembiayaan baru CFIN sepanjang tahun lalu mencapai Rp3,6 triliun. Tercatat sudah lebih baik ketimbang periode 2020 yang hanya Rp2,38 triliun. Kala itu pembiayaan perusahaan anjlok akibat terdampak pandemi Covid-19, namun terbilang masih jauh dari periode normal tahun 2019 senilai Rp8,17 triliun.

Sepanjang 3 tahun belakangan, segmen mobil bekas masih mendominasi pembiayaan CFIN. Pada 2019, mobil bekas mencapai Rp5,06 triliun, sementara mobil baru Rp2,77 triliun. Selama periode pandemi, bekas dan baru masing-masing Rp1,46 triliun dan Rp888,6 miliar. Sementara pada 2021, masing-masing Rp1,84 triliun dan Rp1,78 triliun.

Sebagai informasi, CFIN merupakan anak usaha PT Bank Pan Indonesia Tbk alias Panin Bank (PNBN) dengan kepemilikan 51,49 persen. Pemegang saham lain, yaitu perusahaan investasi BBH Luxembourg 8,29 persen, investor saham kawakan Lo Kheng Hong 5,16 persen, dan sisanya publik.

Berdasarkan catatan Bisnis, Pak Lo mengaku mulai mengoleksi saham CFIN sejak 2020 karena nilainya masih di bawah harga wajar. Kemudian pria yang sering dijuluki 'Warren Buffet Indonesia' ini mulai memborong saham CFIN pada kisaran April 2021 dan sejak saat itu tercatat memegang kepemilikan saham CFIN di atas 5 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper