Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) berencana akan melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 20 miliar saham baru. Rencananya, aksi korporasi itu akan digunakan perseroan untuk ekspansi pasar.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/6/2022), direksi mengungkapkan Bank Capital akan mengajukan pernyataan pendaftaran rights issue kepada OJK setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya akan dihelat pada Senin, 25 Juli 2022.
Adapun, RUPSLB tersebut akan diselenggarakan di Hotel Mercure, Jl. Jend. Gatot Subroto No.1, Jakarta Selatan, mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai.
“Merujuk ketentuan Pasal 8 ayat (3) POJK HMETD, jangka waktu antara persetujuan RUPSLB sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan,” jelas direksi Bank Capital, Kamis (16/6/2022).
Selanjutnya, direksi mengungkapan rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD diharapkan dapat menambah kemampuan perseroan untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha dan daya tarik saing dalam bidang usaha jasa perbankan. Sementara itu, jika pemegang saham tidak menggunakan HMETD, maka akan mengalami dilusi sebanyak-banyaknya 73,86 persen
Direksi menyampaikan saham baru tersebut akan diterbitkan dari saham portepel perseroan dan akan dicatatkan di BEI sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca Juga
Harga saham BACA sendiri dalam penutupan perdagangan hari ini berada pada level Rp153 per lembar atau melemah -61,36 persen dalam setahun terakhir (year-on-year/yoy). Perusahaan pada tahun lalu juga menyebut sedang melakukan proses Go Digital.
Meski bukan harga pelaksanaan, dengan mengacu harga penutupan saham hari ini sebagai pembanding. Right issue BACA berpotensi menambah modal Rp3 triliun. Sedangkan posisi saat ini, Bank Capital tercatat memiliki modal inti (tier 1) sebesar Rp2,07 triliun per Desember 2021, atau naik 42 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp1,45 triliun.
Aksi right issue jika terserap seluruhnya dan ditambah modal tier 1 saat ini berpeluang membawa BACA mendekati ketentuan perbankan digital Rp7 triliun dan melewati ketentuan OJK bahwa bank umum memiliki modal inti minimal Rp3 triliun pada akhir 2022 mendatang atau turun menjadi bank perkreditan rakyat (BPR).
Dari sisi kinerja, emiten bersandi saham BACA menutup 2021 dengan membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp34,78 miliar. Capaian Itu turun 43 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya membukukan laba bersih senilai Rp61,41 miliar.