Bisnis.com, JAKARTA - Kompetisi ketat para pemain teknologi finansial (tekfin/fintech) di Tanah Air tergambar dari nominal belanja iklan yang mencapai lebih dari US$450 juta atau setara Rp6,7 triliun. Padahal, total belanja iklan dari seluruh negara yang diamati nilainya US$775 juta atau setara Rp11,5 triliun.
"Belakangan ini, industri aplikasi keuangan di Indonesia semakin diramaikan dengan situasi kompetisi yang kian ketat pada industri keuangan," ujar Anthony Loekita Harsono, Sales Manager AppsFlyer Indonesia dalam keterangannya, dikutip Senin (20/6/2022).
Artinya, belanja iklan para platform fintech yang beroperasi di Tanah Air mencapai 60 persen dari total negara yang diamati. Sebagai perbandingan, hanya platform fintech di Filipina yang memiliki belanja iklan mencapai US$100 juta, lainnya berturut-turut Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Pakistan hanya berkisar puluhan juta dolar AS.
Oleh sebab itu, AppsFlyer menyarankan pemain fintech yang ingin masuk ke kawasan Asean lebih baik melirik Thailand, Malaysia, dan Pakistan, yang notabene juga pasar jumbo dengan potensi pertumbuhan besar, namun masih minim kompetisi.
Adapun bagi para pemain fintech di Tanah Air, AppsFlyer melihat jumlah unduhan dari pengguna terbilang terus bertumbuh, didorong perilaku masyarakat Indonesia yang melek digital, serta berkah pandemi yang mendorong pemanfaatan teknologi untuk kegiatan sehari-hari.
Instalasi platform fintech terutama berada pada kuartal IV/2021. Pada periode yang sama, jumlah pembelian dalam aplikasi (in-app purchase) platform fintech di Indonesia pun mengalami pertumbuhan cukup signifikan.
Baca Juga
Untuk aplikasi Keuangan di iOS, jumlah in-app purchase berkembang dari 12,07 persen ke 14,89 persen pada momen akhir tahun. Sementara itu, aplikasi keuangan di Android mengalami pertumbuhan in-app purchase dari 11,82 persen menjadi 14,15 persen.
"Dapat disimpulkan bahwa minat akan aplikasi fintech di Indonesia meningkat drastis pada periode ini, sehingga menjadi waktu yang tepat bagi para pemasar untuk mengoptimalkan strategi pemasarannya demi mendorong akuisisi pengguna," ujar Anthony.