Bisnis.com, JAKARTA— Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar 22—23 Juni 2022 memutuskan menahan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di angka 3,5 persen.
CGS-CIMB Sekuritas memperkirakan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) paling cepat diterapkan pada Agustus 2022. Langkah untuk mempertahankan BI7DRR di level 3,5 persen membuat BI menjadi bank sentral paling dovish di antara bank sentral lainnya di kawasan.
Tingkat suku bunga acuan 3,5 persen telah dipertahankan dalam 16 bulan terakhir. CGS-CIMB Sekuritas dalam risetnya menyebutkan kebijakan tersebut sejalan dengan ekspektasi pasar.
Sebanyak 24 dari 33 ekonom yang disurvei Bloomberg telah memperkirakan BI mempertahankan suku bunga, sementara sisanya memprediksi kenaikan sebesar 25 basis poin.
“Meski BI tidak memberi sinyal kapan akan menaikkan suku bunga, tetapi bank sentral memperkirakan kenaikan suku bunga akan tergantung pada perkembangan inflasi akibat kenaikan harga energi dan pangan,” tulis Ekonom CGS-CIMB Lim Yee Ping dan Nazmi Idrus dalam riset yang dikutip Sabtu (25/6/2022).
BI memperkirakan inflasi tahunan bisa berada di atas target 2—4 persen. Sementara itu, inflasi inti yang mencapai 2,6 persen pada April tetap menjadi pertimbangan utama dalam kebijakan suku bunga karena bank sentral masih akan memonitor dampak lebih lanjut dari kenaikan harga komoditas dan melemahnya rupiah.
Baca Juga
“BI memberi sinyal kesiapan untuk menormalisasi kebijakan suku bunga jika ada tanda-tanda kenaikan pada inflasi inti,” lanjut Lim dan Nazmi.
CGS-CIMB memandang Bank Indonesia harus mulai menyesuaikan tingkat suku bunga Jika inflasi inti mencapai 3 persen. Seiring dengan pertemuan rutin Rapat Dewan Gubernur (RDG) setiap bulannya, CGS-CIMB mengharapkan BI memberi sinyal ke pasar ketika merencanakan kenaikan suku bunga.
“Kami memperkirakan kenaikan pertama suku bunga akan dilakukan secepatnya pada Agustus 2022. Kami juga memproyeksikan kenaikan tingkat suku bunga sebanyak 3 kali sampai akhir tahun dengan besaran masing-masing 25 basis poin sehingga suku bunga acuan mencapai 4,25 persen.”