Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Digital BCA (BCA Digital) memperluas jangkauan penyaluran kreditnya segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan menggandeng P2P lending atau pinjol PT Komunal Finansial Indonesia (Komunal).
Direktur Utama BCA Digital Lanny Budiati mengatakan kerja sama ini untuk mewujudkan misi BCA Digital dalam mendorong UMKM naik kelas. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM hingga April 2022, kata Lanny, sudah ada 19 juta pelaku UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital.
“Lewat kolaborasi channeling pinjaman ini, BCA Digital ingin menjangkau lebih banyak pelaku UMKM, sehingga secara bertahap bisa mengatasi masalah akses ke pembiayaan yang selama ini dialami UMKM”, kata Lanny dalam siaran pers, Selasa (28/6/2022).
Lanny menjelaskan Komunal akan menjadi jembatan antara BCA Digital dengan UMKM yang membutuhkan permodalan bisnis. Lebih lanjut, kerja sama ini akan dilakukan dengan pola pembiayaan channeling atau skema penerusan kredit.
Pembiayaan channeling adalah pembiayaan yang dilakukan bank melalui pihak ketiga.
Kolaborasi ini merupakan kali kedua BCA Digital menyalurkan platform kredit lewat pinjol. Sebelumnya, anak usaha BBCA ini telah menggandeng Akseleran pada Desember 2021.
Sejak beroperasi pada 2021, BCA digital telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp1 triliun antara lain melalui kerjasama dengan berbagai mitra bisnis. Selain itu, BCA Digital juga tengah mempersiapkan fitur digital lending pada aplikasi mobile banking blu, yang ditujukan kepada nasabah BCA Digital
Direktur Utama PT Komunal Finansial Indonesia Hendry Lievian, menyambut baik kerjasama ini. Dia melihat kolaborasi ini menjadi langkah strategis untuk mempercepat recovery ekonomi Indonesia, utamanya para pelaku UMKM.
“Dampak kolaborasi ini sangat berarti untuk banyak UMKM yang sedang bangkit kembali setelah dirundung pandemi, terutama yang berada di luar Jabodetabek dimana akses pembiayaan cenderung terbatas” kata Hendry.
Akses ke permodalan memang menjadi salah satu masalah pelik yang dialami pelaku UMKM.
Menurut catatan Kementerian Koperasi dan UKM, setiap tahun penyaluran kredit perbankan ke UMKM bertahan di kisaran 20 persen. Salah satu masalahnya adalah kurangnya literasi keuangan pelaku UMKM akan alternatif pembiayaan usaha mereka.