Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) hingga Mei 2022 membukukan pertumbuhan kredit sebesar 11,41 persen secara tahunan menjadi Rp873,88 triliun. Capaian ini membuat perseroan yakin proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini dapat tercapai.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan sejumlah sektor memperlihatkan pertumbuhan positif, seperti perkebunan, jasa konstruksi infrastruktur, industri makanan dan minuman, energi dan air, serta jasa keuangan.
Sementara itu, lanjutnya, laju peningkatan kredit tersebut juga terjadi di seluruh segmen. Rudi menyatakan bahwa dengan capaian tersebut, emiten bank bank berkode saham BMRI ini tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan kredit untuk tahun 2022.
“Dengan kondisi makroekonomi yang semakin membaik, kami tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan kredit yaitu tumbuh lebih dari 8 persen year-on-year [yoy] secara konsolidasi,” ujar Rudi kepada Bisnis, Kamis (30/6/2022).
Sejalan dengan proyeksi kenaikan kredit, BMRI akan terus mengembangkan berbagai strategi unggulan untuk mempertahankan net interest margin (NIM) yang optimal. Upaya ini dilakukan dengan menyalurkan kredit secara hati-hati pada sektor yang memiliki prospek positif.
Rudi menyampaikan bahwa pada segmen wholesale, Bank Mandiri fokus menjadi yang terdepan. Tidak hanya dalam penawaran kredit, tetapi juga mengakuisisi potensi sumber pendapatan non-bunga di antaranya melalui transaksi perdagangan dan cash management.
Baca Juga
“Pada segmen ritel, Bank Mandiri terus berkolaborasi menumbuhkan bisnis secara sustain, tumbuh prudent dengan menargetkan sektor spesifik dan rantai nilai melalui proposisi digital yang lengkap, cepat, dan andal,” pungkasnya.
Di samping itu, kata Rudi, Bank Mandiri juga berfokus pada pengembangan layanan digital banking yang akan memberikan kemudahan akses bagi nasabah. Berbagai simplifikasi proses bisnis yang dilakukan disebut mampu meningkatkan efisiensi operasional.
“Livin’ dan Kopra by Mandiri menjadi layanan unggulan Bank Mandiri dalam meningkatkan rasio dana murah sehingga cost of fund dapat terus ditekan,” kata Rudi.
Secara terpisah, Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pertumbuhan kredit perbankan pada Mei 2022 tumbuh 9,03 persen yoy. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan kredit UMKM serta ritel.