Bisnis.com, BALI – Di tengah riset Bank Indonesia terkait pengembangan mata uang digital Indonesia atau Digital Rupiah, kalangan perbankan menilai kebijakan ini dapat membawa efisiensi dalam perekonomian.
Direktur Utama PT Bank Jago Tbk. (ARTO) Karim Siregar menilai bahwa rencana penerbitan mata uang digital oleh bank sentral atau central bank digital currency (CBDC) akan menciptakan efektifitas dan efisiensi pembayaran.
Karim mengatakan bahwa sebagai salah satu bank digital, Bank Jago percaya mata uang digital bank sentral tersebut akan menciptakan efisiensi dalam sistem pembayaran.
“Sama dengan uang tunai, saya meyakini bahwa kepercayaan terhadap CBDC harus tinggi karena ia memiliki efektifitas dan ketangguhan, jelas efisien, dan kompetitif dalam lanskap pembayaran,” ujarnya dalam rangkaian G20 Finance Track di Nusa Dua, Bali, Selasa (12/7).
Kharim menyatakan bahwa emiten bank berkode saham ARTO ini akan memainkan peran penting dalam mempromosikan CBDC kepada masyarakat, terutama nasabah perseroan.
Menurutnya, para nasabah Bank Jago memiliki literasi digital yang cukup tinggi, dan sudah terbiasa menggunakan instrumen digital untuk pembayaran. Oleh sebab itu, perseroan yakin adopsi penggunaan CBDC akan lebih cepat lewat promosi yang dilakukan ARTO.
Baca Juga
“Kami yakin akan meningkatkan penggunaan CBDC dan seperti yang saya sebutkan, kami telah bekerja sama dengan salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia dan kami dapat memperkenalkan CBDC melalui itu,” tuturnya.
Sebagai salah satu pemain di industri perbankan, Karim menyatakan bahwa Bank Jago akan merangkul serta memanfaatkan informasi tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan rasio digital secara lebih cepat dan efisien.
Dalam kesempatan lain, Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan white paper terkait dengan pengembangan mata uang digital Indonesia atau Digital Rupiah. Bank sentral memastikan bahwa pengembangan digital currency ini akan memperhitungkan berbagai dampak yang ada.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono menuturkan mayoritas bank sentral dunia saat ini mulai melakukan tahapan riset dan percobaan penerbitan CBDC.
Menurut Doni, dalam perkembangannya saat ini, berbagai bank sentral di dunia cukup berhati-hati dan terus mempelajari berbagai kemungkinan atas dampak dari CBDC tersebut.
“BI terus mendalami CBDC dan akhir tahun ini berada pada tahap untuk mengeluarkan white paper pengembangan Digital Rupiah,” ujarnya.
Sebagai catatan, white paper adalah sebuah dokumen yang berisi penjelasan tentang sebuah masalah yang diselesaikan dalam suatu proyek, solusi dari masalah tersebut, serta penjelasan atas detail proyek, pembuatan, dan interaksinya dengan pengguna.