Bisnis.com, JAKARTA - Layanan bank digital dinilai belum menjadi pilihan utama bagi masyarakat untuk melakukan beragam aktivitas. Akibatnya, jumlah pengguna aktif bulanan dengan total pengunduh aplikasi bank digital mengalami ketimpangan. Unduhan tinggi disebut lebih karena promo yang ditawarkan oleh bank berbasis internet tersebut di awal kehadiran mereka.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan menduga munculnya pengguna pasif di bank digital disebabkan diskon dan potongan harga yang ditawarkan oleh bank tersebut perlahan berkurang. Setelah pengguna memanfaatkan promo yang diberikan, masyarakat kembali ke bank konvensional yang juga memiliki fitur mobile banking untuk bertransaksi.
Dia juga berpendapat hingga saat ini bank digital belum menjadi prioritas bagi masyarakat. Semua fitur dasar dalam bertransaksi lewat digital, sudah dapat dipenuhi oleh aplikasi-aplikasi milik bank konvensional.
“Bank digital mungkin masih menjadi pelengkap saja bagi masyarakat. Bukan digunakan sebagai kegiatan utama masyarakat dalam bertransaksi,” kata Abdul, Rabu (13/7/2022).
Abdul menambahkan untuk mendorong nasabah pasif menjadi lebih aktif dalam menggunakan layanan bank digital membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bank digital dituntut dapat memperlihatkan keunggulan dan tawaran-tawaran menarik bagi nasabah, yang membedakan mereka dengan bank lainnya.
Menjual pengalaman yang lebih nyaman dan menarik saat menggunakan aplikasi bank digital, menurut Abdul, tidak cukup. Alasannya, masyarakat butuh produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Produk tersebut, sudah hadir di aplikasi mobile bank-bank konvensional.
“Tetapi lagi-lagi mungkin untuk meningkatkan aktivitas, arahnya pada kegiatan promosi, di mana dengan menggunakan layanan bank, nasabah mendapat potongan harga,” kata Abdul.
Sementara itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin berpendapat jumlah pengunduh dan pengguna bank digital yang timpang, disebabkan euforia masyarakat terhadap industri perbankan digital.
Masyarakat ramai-ramai mengunduh aplikasi bank digital untuk sekadar mencoba pengalaman bertransaksi di aplikasi atau hanya untuk melihat tampilan layar bank digital, bukan untuk digunakan sehari-hari. Di sisi lain, ekosistem bank digital juga belum terlalu besar, yang membuat masyarakat menggunakan mobile banking milik bank konvensional.
“Seperti anak-anak muda, mereka mengikuti tren. Sebatas itu saja. Belum sampai digunakan untuk melakukan berbagai transaksi,” kata Amin.
Sekedar informasi, bank-bank digital terus mendorong masyarakat untuk menggunakan layanan mereka lebih aktif lagi, melalui edukasi dan penawaran program menarik. Meski sejumlah langkah tersebut dilakukan, jumlah pengguna aktif bulanan yang mereka miliki masih dibawah jumlah pengunduh.
Sebagai contoh, Bank Neo Commerce (BBYB) saat ini memiliki sekitar 18,4 juta pengunduh, dengan jumlah pengguna aktif bulanannya (Monthly active user) sekitar 3 juta pengguna.
Pertumbuhan jumlah pengguna aktif Bank Neo Commerce termasuk yang tercepat, karena dapat merangkul 3 juta pengguna aktif dalam 1 tahun.
Sementara itu Bank Raya Indonesia memiliki jumlah nomor akun tabungan (number of account/NoA) sekitar 700.000 NoA , dengan jumlah pengguna aktif bulanan diklaim sebanyak 600.000 NoA. Porsi pengguna aktif bulanan Digibank by DBS Indonesia lebih 30 persen dari total pengunduh saat ini.