Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang RDG, BI Lepas SBN Senilai Rp390 Miliar

Penjualan obligasi ini merupakan yang pertama kalinya Bank Indonesia lakukan sejak mengambil kebijakan moneter selama pandemi Covid-19, yang membuat suku bunga acuan turun 150 basis poin menjadi 3,5 persen. 
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Menjelang Rapat Dewan Gubernur atau RDG pada 20-21 Juli 2022,  Bank Indonesia menjual surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kelebihan likuiditas di sistem keuangan.

Penjualan obligasi ini merupakan yang pertama kalinya Bank Indonesia lakukan sejak mengambil kebijakan moneter selama pandemi Covid-19, yang membuat suku bunga acuan turun 150 basis poin menjadi 3,5 persen. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (19/7/2022), BI menjual surat utang senilai Rp390 miliar rupiah dalam transaksi langsung, Senin (18/7/2022), menurut direktur eksekutif manajemen moneter Edi Susianto. Penjualan obligasi direncanakan lebih banyak ke depan sesuai kebutuhan untuk mendukung normalisasi likuiditas rupiah, katanya.

Adapun Bank Indonesia tercatat sebagai bank sentral yang menjaga suku bunga acuan pada tingkat yang rendah, bersama dengan Jepang dan zona euro. Kebijakan ini diambil sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam menghadapi kenaikan inflasi dan melemahnya mata uang.

Penjualan obligasi dapat membantu mengulur waktu bagi bank sentral karena membuat keputusan mengenai suku bunga utamanya pada hari Kamis (21/7/2022). Sebanyak 18 dari 25 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg masih melihat tingkat suku bunga bertahan pada rekor terendah 3,5 persen, sementara sisanya mengharapkan kenaikan 25 basis poin.

“Tujuannya untuk menyerap ekses likuiditas di pasar keuangan sehingga dapat meningkatkan kondisi supply-demand baik di pasar uang maupun di pasar SBN,” kata Susianto melalui pesan singkat. 

Adapun Gubernur Perry Warjiyo dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada 6 Juli, di mana ia mengatakan bahwa otoritas moneter berada di jalur untuk rencana keluar mereka: Meningkatkan rasio persyaratan cadangan, menstabilkan nilai tukar untuk meredam inflasi impor, dan normalisasi likuiditas di pasar uang.

Subsidi pemerintah yang diperluas telah membantu menjaga inflasi inti di 2,63 persen pada bulan Juni, di bawah titik tengah kisaran target bank sentral 2 persen hingga 4 persen, bahkan ketika inflasi utama naik ke level tertinggi lima tahun di 4,35 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper