Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia melanjutkan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana dalam rangka pelaksanaan skema burden sharing untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.
“Pembelian SBN di pasar perdana sejalan dengan program pemulihan ekonomi nasional serta pembiayaan penanganan kesehatan dan kemanusiaan dalam rangka penanganan dampak pandemi Covid-19 sebesar Rp56,11 triliun [hingga 20 Juli 2022],” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kamis (21/7/2022).
Sejalan dengan itu, Perry menyampaikan BI telah menyerap likuiditas dari perbankan sebesar Rp219 triliun melalui penyesuaian Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah.
Namun demikian, imbuhnya, penyerapan likuiditas tersebut tidak mengurangi kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit atau pembiayaan kepada dunia usaha dan partisipasi dalam pembelian SBN untuk pembiayaan APBN.
Penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan kepada dunia usaha pun terus menunjukkan pemulihan dengan kecukupan likuiditas yang terjaga.
Hal ini tercermin dari rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) yang masih tinggi, mencapai 29,99 persen, sehingga tetap mendukung kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit.
Baca Juga
“Normalisasi kebijakan likuiditas melalui kenaikan GWM rupiah secara bertahap dan pemberian insentif GWM berlangsung tanpa mengganggu kondisi likuiditas dan intermediasi perbankan,” kata Perry.