Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BCA Digital Naikkan Target Dana Pihak Ketiga Jadi Rp5 Triliun

PT Bank BCA Digital menetapkan target baru untuk pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp5 triliun.
Presiden Direktur BCA Digital (BLU) Lanny Budiati./Bisnis - Rachman
Presiden Direktur BCA Digital (BLU) Lanny Budiati./Bisnis - Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Digital BCA menetapkan target baru untuk pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp5 triliun.

Perseroan saat ini sudah setengah jalan untuk mengejar target mereka pada 2022. Anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) itu rencananya akan menghadirkan produk yang relevan dan sesuai kebutuhan untuk mencapai target yang sudah ditetapkan.

Presiden Direktur BCA Digital Lanny Budiati mengatakan per 15 Juli 2022, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perusahaan mencapai Rp4,4 triliun. Jumlah tersebut sebenarnya telah melampaui target yang ditetapkan perusahaan untuk tahun ini, yaitu sebesar Rp2,5 triliun hingga Desember 2022.

BCA Digital pun menetapkan target DPK baru yaitu sebesar Rp5 triliun hingga akhir tahun. Dengan DPK yang telah terhimpun hingga saat ini, Lanny optimistis target baru dapat terlampaui .

“Saya rasa hingga akhir tahun nanti kami akan lewat dari Rp5 triliun. Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan masyarakat kepada BCA Digital dan BCA Group,” kata Lanny di Jakarta, dikutip Sabtu (23/7).

Lanny dalam menghimpun DPK perusahaan terbantu dengan nama besar induk, BCA, dalam penghimpunan DPK. Tanpa ada nama BCA, masyarakat mungkin tidak terlalu kenal BCA Digital.

Untuk diketahui, per 15 Juli 2022 BCA Digital telah melayani 806.000 pengguna. Dari jumlah tersebut, sekitar 35 persen merupakan nasabah yang juga tercatat sebagai nasabah induk perusahaan, BCA. Sementara itu sisanya 65 persen merupakan nasabah baru, yang berarti perusahaan berhasil menambah basis pelanggan BCA Group.

Lanny menekankan bahwa bunga yang lebih tinggi yang ditawarkan perusahaan dibandingkan induk, tidak membuat dana pihak ketiga (DPK) nasabah BCA berpindah ke BCA Digital. Alasannya, seiring dengan pertumbuhan DPK perusahaan, DPK induk juga tumbuh lebih tinggi.

Adapun mengenai proyeksi pertumbuhan DPK ke depan di tengah bayang-bayang kenaikkan suku bunga acuan, Lanny optimistis, DPK masih akan tumbuh solid. Perusahaan tidak akan jor-joran dengan memberi imbal hasil yang tinggi untuk menarik DPK. Hal paling penting bagi perusahaan adalah mengelola DPK tersebut menjadi kredit yang berkualitas.

Untuk diketahui pada per 15 Juli 2022, kredit yang disalurkan perusahaan mencapai Rp1,75 triliun. Head of Marketing & Communication PT Bank Digital BCA Duardi Prihandiko menargetkan hingga akhir tahun kredit dapat mencapai Rp3 triliun.

Sejumlah strategi telah disiapkan untuk mencapai target tersebut, salah satunya dengan meluncurkan fitur Direct Lending atau kredit yang disalurkan langsung oleh perusahaan tanpa melalui perantara.

“Tentunya dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian sehingga kualitas kredit selalu terjaga dengan baik,” kata Duardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper