Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Bank Neo Commerce (BBYB) Buka-bukaan Realisasi Dana Rights Issue

Sepanjang 2021, Bank Neo Commerce telah dua kali melakukan right issue.
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Neo Commerce di Jakarta, Rabu (5/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Neo Commerce di Jakarta, Rabu (5/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Direksi PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) melaporkan pertanggungjawaban atas realisasi penggunaan dana hasil rights issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar Jumat (22/7/2022).

Sepanjang 2021, Bank Neo Commerce menjadi salah satu emiten bank yang paling rajin rights issue. Data OJK menyebutkan perseroan telah dua kali melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV serta V masing-masing pada 31 Mei dan 18 November 2021.

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan menuturkan bahwa emiten bank bersandi saham BBYB ini berhasil menghimpun dana sebesar Rp248,03 miliar pada PUT IV. Sebagian besar dana tersebut dialokasikan untuk penyaluran kredit.

“Realisasi dari penggunaan dana hasil bersih PUT IV adalah untuk penyaluran kredit sebesar Rp186,53 miliar dan untuk kegiatan operasional perbankan sebesar Rp61,50 miliar,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (24/7/2022).

Sementara itu, lanjut Tjandra, BBYB berhasil memperoleh hasil bersih dari PUT V sebesar Rp2,5 triliun. Dana hasil rights issue tersebut rencananya akan digunakan untuk penyaluran kredit, kegiatan operasional perbankan, pengembangan teknologi informasi, dan memperkuat rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM).

Dia menuturkan realisasi penggunaan dana hasil bersih PUT V hingga 30 juni 2022 dikucurkan untuk penyaluran kredit sebesar Rp375,41 miliar, kegiatan operasional senilai Rp451,30 miliar, pengembangan teknologi informasi Rp69,32 miliar dan untuk rasio modal Rp375,41 miliar.

Pada tahun ini, BBYB kembali berencana melakukan aksi penambahan modal lewat mekanisme rights issue sebanyak-banyaknya 5 miliar saham. Rencana ini juga telah disetujui oleh pemegang saham dalam RUPS.

Tjandra menyatakan dana hasil penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) akan digunakan untuk memperkuat modal inti, serta modal kerja pengembangan usaha perseroan berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya

Tjandra menguraikan bahwa sebanyak 60 – 70 persen dari total dana yang terhimpun akan digunakan untuk investasi teknologi, sementara sebesar 10 – 15 persen dari seluruh dana akan ditahan oleh perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper