Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) dan entitas anak mencatatkan kenaikan total aset sebesar 7,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp310,98 triliun hingga 30 Juni 2022, dibandingkan periode sebelumnya bernilai Rp288,93 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia edisi Rabu (27/7/2022), total aset perseroan didukung oleh naiknya sejumlah pos pada aset milik Bank CIMB Niaga pada kuartal II/2022.
Secara konsolidasi, emiten bersandi saham BNGA itu mencatatkan penempatan pada Bank Indonesia melesat 84,7 persen yoy dari semula Rp14,99 triliun kini menjadi Rp27,69 triliun. Sama halnya dengan aset tetap dan inventaris yang merangkak naik 4 persen yoy menjadi Rp9,79 triliun.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan perseroan mencatatkan kinerja yang menggembirakan pada semester I tahun ini yang didorong oleh berbagai hal.
“Kami mencatatkan kinerja pertumbuhan kredit atau pembiayaan yang kuat, peningkatan pada pendapatan fee, pengelolaan biaya yang baik, dan pembentukan cadangan kredit yang lebih rendah. Perolehan kinerja ini meningkatkan kepercayaan diri kami untuk mencapai target tahun 2022,” kata Lani dalam keterangan tertulis, seperti dikutip pada Kamis (28/7/2022).
Hingga Juni 2022, Bank CIMB Niaga menyalurkan kredit senilai Rp147,38 triliun. Kredit tersebut naik 6,2 persen yoy dari semula bernilai Rp138,74 triliun per Juni 2021. Adapun, pembiayaan syariah juga mengalami pertumbuhan sebesar 22,2 persen yoy, atau naik dari Rp34,61 triliun menjadi Rp42,31 triliun.
Selanjutnya, aset tidak berwujud tumbuh 8,2 persen yoy menjadi Rp4,04 triliun, dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp3,74 triliun. Sementara itu, aset keuangan lainnya juga naik 10,1 persen yoy menjadi Rp5,27 triliun.
Untuk aset lainnya juga mengalami pertumbuhan 34,2 persen yoy menjadi Rp10,16 triliun. Dengan demikian, total aset yang dimiliki Bank CIMB Niaga secara konsolidasi bernilai Rp310,98 triliun.
Adapun pada semester I/2022, Bank CIMB Niaga dan entitas anak mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 20,4 persen yoy menjadi Rp2,56 triliun, dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp2,13 triliun.
Kenaikan laba tersebut didukung oleh menyusutnya pendapatan bunga sebesar 1,6 persen yoy menjadi Rp9,27 triliun serta beban bunga yang juga turun 5 persen menjadi Rp2,73 triliun. Dari sana, pendapatan bunga bersih BNGA secara konsolidasi menjadi Rp6,54 triliun.