Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapan BI Naikkan Suku Bunga Acuan? Ini Jawaban Perry Warjiyo

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka-bukaan soal pertanyaan kapan BI naikkan suku bunga acuan atau BI-7DRRR.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan keterangan dalam konferensi pers triwulanan KSSK di Jakarta, Senin (1/8/2022). Dok: Youtube Kemenkeu
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan keterangan dalam konferensi pers triwulanan KSSK di Jakarta, Senin (1/8/2022). Dok: Youtube Kemenkeu

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo blak-blakan soal kapan bank sentral bakal menaikkan suku bunga acuan atau BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR). 

Menurutnya, kebijakan moneter suatu negara khususnya Indonesia didasari pada pertumbuhan inflasi inti dan ekonomi, meskipun turut mempertimbangkan kenaikan Fed Fund Rate (FFR). Kendati demikian, dia menuturkan dasar utama kebijakan suku bunga didasarkan perkiraan inflasi inti ke depan dan keseimbangan pertumbuhan ekonomi.

"Dengan demikian, tidak otomatis kalau suku bunga negara lain naik dan BI juga harus naik. Semuanya tergantung kondisi dalam negeri," katanya dalam Konferensi Pers KSSK Hasil Rapat Berkala KSSK III Tahun 2022, Senin (1/8/2022).

Kedua, dia menatakan kebijakan suku bunga untuk inflasi inti pada bulan ini masih rendah, yakni 2,86 persen pada Juli 2022 atau masih di bawah perkiraan BI. Dengan mempertimbangkan inflasi inti yang masih rendah dan pertumbuhan ekonomi yang kian meningkat meskipun belum pulih sepenuhnya, Perry menilai hal itu perlu dijaga dengan tidak menaikkan suku bunga acuan.

Ketiga, kebijakan moneter bukan hanya kebijakan suku bunga. Instrumen lainnya yaitu suku bunga, stabilitas nilai tukar, dan mengelola likuiditas. 

Dia menuturkan seluruh dunia tengah mengalami pelemahan nilai tukar. Karena itu, BI tidak segan-segan  untuk melakukan stabilisasi nilai tukar, melindungi ekonomi, dan inflasi dari tekanan dolar AS dan gejolak ekonomi global.

"Kami intervensi dan karenanya nilai tukar depresiasinya lebih rendah dari negara lain. Kami stabilitas ini sebagai bagian pengendalian inflasi," ungkapnya.

Selain itu Perry mengungkapkan, alasan BI mulai mengurangi likuiditas khususnya jangka pendek dengan alasan agar menjaga stabilitas tanpa mengganggu kemampuan perbankan membiayai kredit yang terus tumbuh.  

"Dalam operasi moneter, meskipun suku bunga BI Rate untuk 1 minggu tetap 3,5 persen suku bunga 2 minggu, 3 minggu, 1 bulan dan kemudian 6 bulan dan 12 bulan mulai agak naik," ujar dia.

Seperti diketahi, Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-7DRRR di level 3,5 persen per Juli 2022. 

Sejalan dengan keputusan ini, Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility 4,25 sebesar persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper