Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) dan entitas anak menyalurkan kredit dengan pertumbuhan sebesar 10 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari semula Rp135,56 triliun menjadi Rp149,2 triliun hingga akhir Juni 2022.
Secara terperinci, kredit secara konsolidasi Bank BTPN naik 10 persen yoy dari Rp125,52 triliun menjadi Rp138,1 triliun. Sementara itu, kredit syariah juga tumbuh 11 persen yoy menjadi Rp11,14 triliun dari sebelumnya tercatat Rp10,04 triliun.
Namun, portofolio lending atau pinjaman dari aplikasi besutan perseroan, yakni Jenius masih relatif sangat kecil untuk BTPN.
Head of Digital Banking Bank BTPN Irwan Tisnabudi mengatakan dalam 2 tahun terakhir, yaitu 2020 dan 2021, pihaknya menyadari bahwa perseroan harus mengelola kualitas portofolio yang lebih ketat daripada sebelumnya. Kondisi tersebut membuat perseroan tidak agresif memberikan pinjaman melalui Jenius.
“Sehingga memang di 2020 sampai dengan akhir 2021, kita [Jenius] tidak secara agresif memberikan pinjaman,” kata Irwan dalam virtual media briefing paparan kinerja keuangan Bank BTPN Semester I/2022, Selasa (2/8/2022).
Namun, Irwan menyampaikan sejak akhir 2021, Jenius mulai lebih agresif lagi untuk memberikan pinjaman, sehingga pertumbuhan pinjaman Jenius mengalami kenaikan sebesar 148 persen yoy per Juni 2022.
“Secara tahunan [year-on-year/yoy], growth kita 148 persen dibandingkan Juni tahun 2021, sehingga Juni tahun ini kita sudah memberikan pinjaman lebih dari Rp600 miliar. Tapi memang kontribusi Jenius masih sangat kecil dibandingkan total lending dari BTPN,” ujarnya.
Dari sisi jumlah nasabah, Irwan menyampaikan Jenius hampir merengkuh 4 juta nasabah. Adapun, prediksi perseroan dalam 8 bulan di tahun 2022, nasabah baru yang akan perseroan bukukan sudah hampir sama dengan total nasabah baru pada tahun lalu.
Lebih lanjut, Irwan menyatakan Jenius sebagai life financial solution memandang semakin banyak nasabah yang menggunakan Jenius, maka pihaknya berharap semakin besar pula kontribusi Jenius kepada Bank BTPN, serta memberikan pelayanan life financial solution kepada para nasabah.
“Sehingga kami enggak pernah punya target berapa besar [jumlah nasabah Jenius], kami maunya semakin banyak semakin baik. Jadi semakin banyak menggunakan Jenius apalagi di era digitalisasi dan di era pandemi ini, kami berharap Jenius bisa memberikan kontribusi terhadap layanan digital life finance yang lebih baik lagi untuk nasabah pengguna Jenius,” tuturnya.
Sementara itu, Irwan mencatat dalam satu tahun terakhir, jumlah transaksi Jenius sedikit lebih kecil dibandingkan ekspektasi perkembangan transaksi yang terjadi. Kendati demikian, volume transaksi Jenius mengalami pertumbuhan di kisaran 15 sampai 20 persen yoy.