Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dikatakan sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi saham yang cukup besar di PT Prima Master Bank (Prima Bank).
Berdasarkan laporan DealStreetAsia yang dikutip pada Senin (8/8/2022), beberapa sumber mengetahui perkembangan terkait kabar akuisisi tersebut menyebutkan tengah dalam diskusi terkait akusisi.
Sebelumnya, media yang bermarkas di Singapura itu pada bulan lalu juga melaporkan bahwa perusahaan fintech China Jianpu Technology dan pemberi pinjaman Indonesia yang tidak disebutkan namanya berada dalam diskusi tahap awal yang terpisah untuk mengakuisisi saham minoritas di Bank Prima Master.
“Sementara Jianpu masih dipahami dalam pembicaraan, diskusi Bank Mandiri dikatakan bergerak lebih cepat,” kata sumber dalam laporan DealStreetAsia.
Dalam prospektus Juanpu di laman SEC.gov, Jianpu (Hongkong) Limited per 2017 merupakan anak usaha dari Jianpu Technology Inc (JT). Sedangkan JT merupakan anak usaha Rong360 Inc. JT saat ini tercatat di New York Stock Exchange dengan kode saham JT.
Jianpu (Hongkong) Limited, sendiri di Tanah Air telah beroperasi dengan berbisnis di fintech PT Skoring Kredit Inklusif alias Digiscore.
Baca Juga
Keberadaan Rong360 Inc Hal ini ditegaskan laman Linkedin Digiscore yang menyebutkan perusahaan berstatus anak perusahaan dari Rong360, Jianpu Technology (NYSE: JT). Lebih dari 2300 penyedia layanan keuangan saat ini memanfaatkan Rong360, platform fintech Jianpu Technology.
“Bank Prima Master juga dapat mengumumkan rights issue jika kesepakatan ini terwujud, dan Bank Mandiri diyakini sedang dalam diskusi untuk berlangganan masalah tersebut,” tambah sumber tersebut.
Adapun, DealStreetAsia menyatakan Jianpu belum menanggapi permintaan komentar DealstreetAsia pada saat publikasi. Sementara itu, Bank Prima Master menolak berkomentar atas laporan ini.
“Pembicaraan antara Bank Prima Master dan Bank Mandiri saat ini sedang dalam tahap pertengahan hingga lanjutan, tetapi belum ada keputusan akhir yang dibuat oleh salah satu pihak,” tambah sumber tersebut.
Merujuk laporan keuangan Prima Bank per 30 Juni 2022, perseroan membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp13,23 miliar. Kondisi ini berbanding terbalik dengan posisi yang sama di tahun lalu yang tercatat masih meraup laba sebesar Rp27,34 miliar. Hal itu disebabkan oleh pendapatan bunga yang turun 4 persen yoy, dari Rp86,09 miliar menjadi Rp82,24 miliar. Namun, beban bunga Prima Bank menyusut 20 persen yoy menjadi Rp44,46 miliar, dari semula Rp55,74 miliar.
Dari sana, pendapatan bunga bersih yang dimiliki Prima Bank tumbuh 24 persen yoy, dari Rp30,35 miliar menjadi Rp37,78 miliar pada posisi akhir Juni 2022. Sementara dari sisi total ekuitas tercatat tumbuh 8 persen yoy dengan pos modal disetor mencapai Rp268 miliar. Sedangkan untuk total liabilitas turun 2 persen yoy menjadi Rp2,25 triliun, dari periode Juni 2021 sebesar Rp2,3 triliun.
Lebih lanjut, bank umum swasta nasional yang berkantor pusat di Surabaya itu juga tengah menghadapi tenggat waktu akhir 2022 untuk meningkatkan modal inti menjadi Rp3 triliun sesuai persyaratan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pasalnya, modal inti (tier 1) yang dimiliki Prima Bank tercatat sebesar Rp282,82 miliar hingga akhir Maret 2022. Namun, tier 1 tersebut tumbuh 30 persen yoy dari sebelumnya Rp217,2 miliar.