Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) akhirnya buka suara terkait kabar yang menyebut perseroan sedang menjalin pembicaraan untuk mengakuisisi PT Prima Master Bank (Prima Bank).
Dalam surat yang ditujukan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (12/8/2022), Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menekankan perseroan belum memiliki rencana aksi korporasi berupa akuisisi bank.
Pernyataan tersebut dikeluarkan Bank Mandiri untuk menjawab rumor yang beredar mengenai kabar yang menyebut BMRI akan mencaplok Prima Bank dari Surabaya dan sedang melakukan pembicaraan awal.
“Hingga saat ini Bank Mandiri belum memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi berupa akuisisi bank,” kata Rudi seperti dikutip, Jumat (12/8/2022).
Rudi mengatakan walaupun belum memiliki rencana akuisisi bank, dalam pengembangan bisnis, perusahaan akan mengkaji seluruh opsi atau strategi yang mungkin dilakukan serta peluang apapun yang akan terbuka di pasar.
“Tentunya yang sesuai dengan tujuan dan obyektif dengan ekspektasi target pasar serta sejalan dengan strategi transformasi Bank Mandiri secara jangka panjang,” kata Rudi.
Sebelumnya, sumber anonim DealStreetAsia menyebutkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dalam pembicaraan untuk mengakuisisi saham yang cukup besar di PT Prima Master Bank (Prima Bank).
Media yang bermarkas di Singapura itu pada bulan lalu juga melaporkan bahwa perusahaan fintech China Jianpu Technology dan pemberi pinjaman Indonesia yang tidak disebutkan namanya berada dalam diskusi tahap awal yang terpisah untuk mengakuisisi saham minoritas di Bank Prima Master.
“Sementara Jianpu masih dipahami dalam pembicaraan, diskusi Bank Mandiri dikatakan bergerak lebih cepat,” kata sumber dalam laporan DealStreetAsia.
Melansir dari laman resmi perseroan pada Rabu (10/8/2022), Prima Bank adalah salah satu bank umum swasta nasional yang berkantor pusat di Surabaya. Awalnya, bank ini berdiri dengan nama PT Inter Asia Pasific Bank tanggal 1 November 1989, disahkan Menteri Kehakiman RI per tanggal 31 Juli 1990 dan diumumkan dalam Berita Negara No.100 tanggal 14 Desember 1990.
Selanjutnya, Prima Bank beroperasi sebagai bank umum mulai 1 Maret 1991. Bank beroperasi selama kurang lebih 20 tahun dengan dukungan sekitar 300 karyawan dan 24 kantor bank, termasuk kantor kas.
Di samping itu, Prima Bank juga terus mengembangkan usahanya dengan berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian. “Prima Bank terus berkembang sebagai bank komersial yang berkiprah di sektor usaha kecil dan menengah [retail],” tulis laman resmi Prima Bank, seperti dikutip pada Rabu (10/8/2022).
Per Maret 2022, Prima Bank dikendalikan oleh Henry Susilowidjojo melalui PT Hartamas Lestari dengan menggenggam 50 persen saham. Adapun, 50 persen lainnya dimiliki PT Multi Artacipta Serasi.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2022, Prima Bank membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp13,23 miliar. Kinerja ini berbeda dengan posisi yang sama di tahun lalu yang tercatat masih mengantongi laba sebesar Rp27,34 miliar.
Sepanjang 2022 Rugi tersebut disebabkan oleh pendapatan bunga yang turun 4 persen yoy, dari Rp86,09 miliar menjadi Rp82,24 miliar. Akan tetapi, beban bunga Prima Bank menyusut 20 persen yoy menjadi Rp44,46 miliar, dari semula Rp55,74 miliar.
Alhasil, pendapatan bunga bersih yang dimiliki Prima Bank naik 24 persen yoy, dari Rp30,35 miliar menjadi Rp37,78 miliar pada posisi akhir Juni 2022.