Bisnis.com, JAKARTA - Dua leasing anak usaha PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) kompak mencatatkan perbaikan kinerja laba-rugi pada semester I/2022, namun keduanya masih belum bisa mengembalikan kinerja aset, terutama dari sisi piutang pembiayaan konsumen.
Sekadar informasi, BNII hanya memiliki dua anak usaha langsung, dan keduanya bergiat di bidang pembiayaan, yaitu PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance) dan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) alias WOM Finance.
Untuk WOMF, Maybank (67,49 persen) berbagi kepemilikan dengan salah satu orang terkaya Indonesia Garibaldi 'Boy' Thohir yang menjadi pengendali melalui PT Wahana Makmur Sejati (25,01 persen).
Maybank Indonesia Finance yang dimiliki BNII 99 persen, mencatatkan koreksi dari sisi total aset, yaitu dari Rp7,07 triliun per Desember 2021 menjadi Rp6,2 triliun per Juni 2022. Sebagai perbandingan, total aset emiten penerbit obligasi bersandi BIIF ini sempat mencapai Rp7,7 triliun sebelum pandemi.
Hal ini tampak disebabkan penurunan pos piutang pembiayaan konsumen neto yang turun 14 persen (year-to-date/ytd) menjadi Rp5,12 triliun. Sebaliknya, piutang sewa pembiayaan neto masih bisa naik 10,1 persen menjadi Rp804,7 miliar.
Gambaran tersebut juga tercermin dari kinerja pendapatan, di mana pos pembiayaan konsumen terbilang stagnan di Rp428 miliar. Beruntung, Maybank Finance tertolong kenaikan dari pos pendapatan lain-lain, sehingga total pendapatan masih bisa tumbuh 2 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp515,5 miliar.
Baca Juga
Maybank Finance juga masih mampu menggelar efisiensi beban hingga 11 persen (yoy) menjadi Rp243,4 miliar per Juni 2022 ketimbang Rp276 miliar per Juni 2021. Efisiensi terutama disumbang komponen beban pendapatan.
Alhasil, kinerja tersebut mengantar laba bersih Maybank Finance tumbuh hingga 23,3 persen (yoy) menjadi Rp210,5 miliar per Juni 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya di level Rp170,6 miliar.
Beralih ke WOM Finance, justru telah mampu meningkatkan total asetnya dari Rp5,15 triliun per Desember 2021 menjadi Rp5,3 triliun per Juni 2022.
Padahal, piutang pembiayaan konsumen WOMF terkoreksi 10 persen ytd dari Rp4,05 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp3,63 triliun per Juni 2022. Hanya saja, piutang pembiayaan modal usaha, sewa pembiayaan dan piutang lain-lain yang mengalami kenaikan telah menjadi penolong WOMF.
Sebagai perbandingan, total aset WOMF sempat mencapai Rp8,27 triliun pada era sebelum pandemi Covid-19 alias akhir 2019. Ketika itu, piutang pembiayaan konsumen WOMF menembus angka Rp7,2 triliun.
Adapun, total pendapatan WOMF per Juni 2022 mengalami perbaikan 9,7 persen yoy menjadi Rp831 miliar. Total beban sebenarnya juga naik 3,6 persen yoy menjadi Rp718,4 miliar. Namun, laba bersih pun masih bisa tumbuh 60,7 persen yoy menjadi Rp80 miliar dari sebelumnya Rp49,7 miliar.